Author: black_aoi
Genre: friendship, adventure, mystery
Note: fanfic ini disadur dari anime Death Note.
26 Desember 2011
8 am.
Pagi yang begitu dingin.
Salju yang turun semalam membuat tempat itu penuh dengan salju, tak terkecuali
sebuah rumah bernuansa Inggris kuno, Wammy House. Seorang gadis keluar dari
rumah itu.
“Huh, pagi-pagi begini sudah
disuruh ke supermarket. Dingin, tau! Dasar Roger!” keluhnya.
Gadis itu pun mempercepat
langkahnya menuju supermarket terdekat.
***
9 am.
Gadis itu kembali menuju
Wammy House sambil membawa belanjaan yang cukup banyak.
“Tak kusangka supermarket
itu tutup, aku jadi harus pergi ke supermarket yag jauh dari sini.”
Tiba-tiba, gadis itu
terpelesat dan terjatuh. Barang belanjaannya berhamburan kemana-mana. Dia
terjatuh tak jauh dari Wammy House.
“Aduh. Sakit!”
Karena dingin, gadis itu pun
segera bangkit dan mengumpulkan barang belanjaannya. Tiba-tiba, matanya
menangkap benda asing yang berada di depan pintu Wammy House.
“To: Wammy House,” baca
gadis itu. “tak ada nama pengirim, pasti untuk Roger. Aku bawa masuk sajalah.”
Gadis itu pun membuka pintu
dan berjalan memasuki rumah itu.
***
Di ruang makan, sekelompok
remaja menunggunya.
“Beyond, kau lama sekali.
Aku hampir saja mati kelaparan.” Kata seorang remaja yang berpenampilan
menarik, namun kelihatan emosional.
“Huh! Harusnya kau lebih
bersabar, Mello.”
“Tak kusangka kau akan
selama ini. Padahal toko itu hanya beberapa blok dari sini.” kata seorang remaja
yang berpenampilan tidak jauh beda dari Mello, hanya saja, dia kelihatan lebih
tenang.
“Kau pasti bisa menebak
alasannya, Matt. Atau perlu Near yang menjelaskan alasannya padamu.” Jawab
Beyond sambil menunjuk ke arah seorang remaja yang tampak kumuh dan tidak
terurus.
“Menurutku, toko terdekat
tutup karena natal kemarin. Kau pasti pergi ke toko yang lebih jauh.” Kata
Near.
“Ya, kau benar. Dan itu
semua karena salah kalian.”
“Salah kami? Apa maksudmu?
Bukan aku yang membuat toko itu tutup.” bentak Mello
“Tentu saja salah kalian.
Kalian yang menghabiskan semua persediaan makanan saat natal kemarin kan?
Mengaku sajalah.” Bantah Beyond
“HAH? Apa kau..”
Matt tiba-tiba menarik tangan
Mello dan mengajaknya pergi.
“Sudahlah, mello. Biarkan
Beyond memasak. Ayo kita pergi, Near saja sudah pergi dari tadi.”
Mello dan Matt berjalan
meninggalkan Beyond memasak sendirian.
***
10 am.
Mereka semua makan dengan
lahap tanpa ada pertengkaran lagi. Setelah selesai makan, Beyond membersihkan
peralatan makanan. Matt menawarkan bantuan, dan mereka berdua mengerjakannya
bersama-sama. Mello sedang bermalas-malasan dan Near duduk sambil menyusun
dadu.
“Matt, kau lihat Roger? Aku
belum melihatnya setelah kembali dari toko.”
“Roger? Tidak. Sewaktu aku
ke bawah, Near dan Mello sudah ada di sana.”
“Oh, aku pikir kau
melihatnya.”
Mereka berdua melanjutkan
kegiatan beres-beres. Setelah selesai, mereka berdua meuju ruang tengah, tempat
Near dan Mello berada sebelumnya, tapi tetap dengan aktivitas yang sama. Beyond
mendekati Mello dan bertanya,
“Pagi tadi.. kau lihat
Roger?”
“Tidak, sewaktu bangun aku
hanya mendengar suara orang berlarian, pas aku turun, hanya Near yang ada di
sana. Ada apa?”
“Gak ada apa-apa kok.
Makasih ya.”
Beyond lalu berjalan
mendekati Near dan menanyakan hal yang sama.
“Roger? Aku lihat. Tapi
sebelum aku memanggilnya, dia sudah keluar rumah. Kelihatannya dia buru-buru.”
Beyond kecewa mendengar hal
itu. Near memperhatikan ekspresi Beyond dalam diam.
***
9 pm.
Di ruang tengah, Beyond
menonton TV sendirian. Dia cemas, karena teman-teman dan pengasuhnya belum
pulang. Setelah beberapa saat, pintu terbuka. Near masuk, melepas jaketnya, dan
duduk bersama Beyond di ruang tengah.
“Kasusmu bagaimana? Sudah
selesai?”
“Ya, istrinya pelakunya. Dia
membunuh suaminya dan membuatnya seperti bunuh diri. Aku akan istirahat sampai
tahun baru nanti. Tak ada hal yang kau kerjakan hari ini?”
“Tidak, besok aku baru
sibuk. Aku akan ke LA besok, membantu kepolisian mengejar pelaku pembunuhan
berantai.”
“Kapan kau kembali?”
“Mungkin tanggal 28, atau
sampai kasus itu selesai. Kau mau minum hot-chocolate?”
“Boleh.”
Beyond meninggalkan Near
menuju dapur. Near kembali ke posisinya, duduk sambil menaikkan dan melipat
kakinya di atas kursi. Dia memikirkan banyak hal, salah satunya penyebab
keresahan Beyond. Bunyi derikan pintu membuyarkan konsentrasi Near. Mello masuk
dan melepaskan jaketnya.
“Sialan!” katanya sambil
membuang jaketnya. Dia lalu naik ke lantai atas. Matt masuk, menutup pintu,
mengambil jaket Mello, dan menggantungnya bersama jaketnya. Dari lantai atas,
terdengar bunyi pintu dibanting. Matt hanya diam dan berjalan menuju ruang
tengah. Dia duduk di kursi yang tak jauh dari Near. Beyond datang dari dapur
sambil membawa 2 gelas hot-choco.
“Ada apa?” tanyanya. Near
diam tak menjawab, Matt yang menjawabnya.
“Tidak ada apa-apa. Dia
hanya kesal saja. Banyak pihak yang ikut campur. Kau tahu kan dia tidak suka
diganggu.”
“Oh, kapan kau kembali?”
“Baru saja. Btw, itu untukku
kan?” tanyanya sambil menunjuk hot-choco yang dibawa Beyond.
“Sebenarnya untukku, tapi
ambillah.” Memberikan segelas hot-choco kepada Matt dan segelas lagi kepada
Near. “Aku akan buat lagi, untukku dan untuknya.” Kata Beyond seraya
meninggalkan Matt dan Near yang tengah menikmati hot-choco mereka.
“Aku dengar kasusmu sudah
selesai Near.”
“Ya, cepat juga beritanya
tersebar. Kau pasti sudah tahu detilnya. Kasus kalian berdua bagaimana?”
“Sudah sampai akhir. Tinggal
menambah bukti saja. Besok atau lusa pasti sudah selesai.”
Beyond kembali dari dapur
dan menuju ke lantai atas. Beberapa saat kemudian, Beyond turun dan Mello
mengikutinya. Mereka berdua bergabung bersama Near dan Matt menikmati hot-choco
di malam yang dingin, dengan perasaan yang mengganjal satu sama lain.
***
28 Desember 2011
Winchester Regional Airport,
10 am.
Beyond keluar dari pesawat.
Ditariknya kopernya menuju pintu keluar bandara. Bunyi dering telepon
genggamnya membuatnya harus menggeledah tasnya dan mengambil benda itu.
Diangkatnya telepon itu.
“Ya? Aku sudah di bandara.
Aku akan ke tempatmu, ada yang harus kulaporkan. Aku sampai sekitar 30 menit
lagi. Ya, sampai jumpa.”
Dia menutup telpon itu, lalu menekan tuts
telepon genggamnya, mengetik sebuah pesan singkat yang ditujukan kepada
teman-temannya. Setelah pesan itu terkirim, Beyond segera memanggil taksi dan
menuju ke suatu tempat.
***
Kepolisian Winchester,
Inggris
11 am.
Beyond turun dari taksi dan
memasuki pintu markas kepolisian itu. Ada seorang penyelidik yang sudah
menunggunya.
“Kau bilang 30 menit.
Sekarang sudah jam 11, B.” Kata wanita muda yang kelihatannya keturunan
Jepang-Inggris itu.
“Maafkan aku, Ai. Jalannya
penuh salju, supirnya berjalan pelan-pelan tadi. Dimana dia?”
“Di dalam. Laporkan dulu
padanya, baru ceritakan padaku.”
“Oke.” Kata Beyond
meninggalkan wanita muda itu. Dia memasuki ruang inspektur. Setelah beberapa
saat, dia keluar dari ruangan itu.
“Ayo pergi.” Ajaknya.
“Kemana? Kau harus cerita
dulu padaku.”
“Aku lapar. Nanti aku
ceritakan padamu. Ayo.”
Mereka berdua lalu menuju
restoran terdekat.
***
Restoran cepat saji, 11.30
am.
Beyond dan Aizawa makan
dengan lahap. Setelah itu, mereka memesan dessert. Beyond menceritakan kasusnya
kepada Aizawa.
“Oh, jadi pelakunya ber-code
name A. Trus, dia bunuh diri. Tidak ada keterangan lain dari tersangka?”
“Tidak, hanya kode namanya
saja, alfabet A. Sidik jarinya juga
tidak terdaftar dalam data komputer kepolisian pusat.”
“Bagaimana dengan
korbannya?”
“Korban pertama dan ketiga
tidak punya keluarga. Korban kedua sudah direlakan oleh kelurganya. Akhir yang
menyedihkan, tapi tentu saja melegakan buatku. Aku jadi punya hari libur buat
tahun baru nanti. Apa acaramu tahun baru nanti?”
“Aku janji pada ibuku akan
pulang ke Jepang. Dia sudah kangen padaku. Maaf ya, aku tidak bisa menemanimu.”
“Gpp, asal kau akan
membawakanku oleh-oleh.”
Aizawa mengangguk sambil
memakan dessert yang dipesannya, Beyond menikmati kopinya. Semuanya berjalan
lancar, pikir Beyond. Tapi, tanpa dia sadari, dia melupakan sesuatu yang
penting.
***
1.30 pm.
Beyond menarik kopernya
menuju Wammy House. Teman-temannya pasti sudah menunggunya. Dia tadi
menyempatkan diri membeli makanan untuk mereka. Tiba-tiba, dia terjatuh.
“Aduh!” keluhnya. Kini dia
mengingat hal yang dilupakannya. Dia lalu bangun dan mencari handphonenya.
Ditekannya beberapa digit nomor.
“Ayolah, tersambung.”
Harapnya. Namun yang didengarnya hanyalah suara operator yang mengatakan bahwa
nomor yang sedang dihubunginya tidak aktif. Beyond lalu menarik kopernya dan
bergegas pulang ke rumah.
***
Wammy House, 2 pm.
Beyond sampai di rumah
dengan penuh keringat. Dia berlari menuju rumahnya tanpa memerdulikan apapun,
padahal kalau dia naik taksi, pasti sudah sampai 15 menit yang lalu. Dia lalu
berteriak memanggil teman-temannya.
“Near... Matt.. Mello..
kalian dimana?”
Dia mendengar sebuah
jawaban, “Aku diruang tengah.” Dia berlari menuju ruang tengah. Di ruang
tengah, Near sedang menyusun puzzle. Dia lalu mendekati Near dan bertanya,
“Selama aku pergi, kau
pernah mendengar kabar atau melihat Roger?”
“Tidak, mungkin dia sedang
ada urusan. Ada apa?”
“Aku tidak pernah mendengar
kabarnya. Dia selalu memberitahuku kalau dia punya urusan, kapan dia kembali,
dan bagaimana keadaan kita. Dia juga tidak pernah pergi selama ini. Kau tidak
merasa aneh?”
“Hmm... kalau dipikir-pikir,
benar juga perkataanmu. Dia pergi dari tanggal 26 kemarin kan? Terakhir kali
aku bertemu dengannya juga dia tidak mengatakan apa-apa. Kau sudah mencoba
menghubunginya?”
“Sudah, nomornya gak aktif.”
“Kita tunggu sampai Matt dan
Mello pulang, baru kita bicarakan hal ini. Kau istirahat saja dulu.” Kata Near
sambil melanjutkan permainan puzzlenya. Beyond kembali ke ruang tamu, mengambil
kopernya, dan naik ke lantai atas, lalu tidur. Karena kelelahan, dia tertidur
sampai pagi. Matt dan Mello yang pulang malam juga langsung tidur tanpa
membicarakan apapun. Near juga sudah tidur saat mereka berdua pulang. Malam itu
berlalu tanpa ada pembicaraan apapun mengenai keberadaan Roger.
***
29 Desember 2011
8 am.
Beyond terbangun dari
tidurnya dengan kaget. Tidak disangkanya dia akan tidur selama itu. Kepergian
Roger yang tanpa keterangan membuatnya kelelahan. Dia lalu mandi dan
berpakaian. Saat membuka lemari, dia mendapati sebuah kotak yang ditemukannya
di depan pintu. Dia lalu mengambil dan membawa kotak itu turun. Dia meletakkan
kotak itu di meja makan dan pergi ke dapur untuk memasak sarapan. Setelah
semuanya siap, dia bergegas menuju lantai atas dan membangunkan teman-temannya.
Saat di tangga, handphonenya berdering.
“Halo?”
“Beyond? Tolong aku!” kata
seseorang diseberang. Suara orang itu terdengar memilukan.
“Roger? Kau dimana?” kata
Beyond panik.
“Aku akan memberitahu kau
lokasinya, aku tak bisa mengatakannya di sini, mereka bisa mendengarnya. Kau
harus segera menolongku dan tolong jangan panggil polisi.”
“Mereka siapa?” terdengar
bunyi telepon ditutup, “Roger? Halo?”, bagaimana ini? Pikir Beyond. Dering
handphonenya menyadarkannya, dibukanya sebuah pesan singkat yang baru saja
diterima. Aku akan menolongmu, kata Beyond dalam hati dan bergegas keluar rumah
tanpa memberitahu siapapun apa yang terjadi.
***
10 am.
Matt bangun dari tempat
tidurnya. Dia lapar. Semalam dia langsung tidur tanpa makan terlebih dahulu.
Dia lalu turun ke bawah untuk mencari makanan. Di meja makan, sarapan sudah
tersedia dan sebuah kotak tergeletak di sana. “Beyond sudah bangun ya. Hmm..
kotak apa ini?” dibacanya tulisan yang tertera di kotak itu, “To: Wammy House,
punya siapa ya? Mungkin punya Beyond. Dimana dia?” katanya pergi sambil membawa
kotak itu menuju kamar Beyond. “Beyond? Kau di dalam?” tanyanya. Ia lalu
membuka pintu kamar itu dan mendapati bahwa Beyond tidak ada di kamarnya.
“Aneh.. biasanya Beyond ada dikamarnya. Mungkin dia sedang keluar. Coba aku
telepon.” Ditekannya beberapa digit nomor. “Nomor yang anda tuju sedang tidak
aktif...” “Cih, layanan operator.” Umpatnya. Dia lalu membangunkan Near dan
Mello untuk memberitahukan hal itu padanya.
***
10.20 am.
Mello terbangun karena
ketukan pintu yang cukup keras. Dia lalu membuka pintu dan dilihatnya sosok
Matt yang tumben membangunkannya pagi itu. “Ada apa?” tanyanya dengan setengah
mengantuk. “Cuci mukamu dan turun ke bawah, ada yang ingin kukatakan.” Kata
Matt meninggalkan Mello yang masih menguap.
Di ruang makan, Mello
melihat Matt dan Near sudah ada di sana. Tidak dilihatnya sosok Beyond. “Tumben
dia kesiangan,” pikirnya. Dia lalu makan dengan tenang bersama Matt dan Near.
Setelah makan, Matt
menceritakan keanehan yang dirasakannya kepada Near dan Mello, tidak adanya
Beyond di kamarnya. Near juga menceritakan kepergian Roger yang tanpa
keterangan. Mello hanya diam mendengar hal itu. Saat Matt mengeluarkan kotak yang
ditemukannya, Mello berbicara setelah diam dari tadi.
“Jadi, petunjuk kita hanya
kotak itu?” katanya sambil menunjuk kotak.
“Bisa jadi begitu. Buka
kotak itu, Matt.” Kata Near
Matt lalu membuka kotak itu.
Di dalamnya terdapat sebuah benda dan sepucuk surat. Matt membaca surat itu.
Saat membaca surat ini, kemungkinan besar B dan R ada ditanganku. Kalian
mungkin tidak percaya, tapi periksa saja. Mereka berdua hilang tanpa jejak, iya
kan? Itu semua karena ulahku. Aku benci kalian yang selalu menghancurkan
rencanaku. Kalian pasti sudah tahu apa yang akan aku lakukan pada dua sanderaku
kan? Kalau kalian ingin menyelamatkan mereka, datanglah ke tempatku. Tapi
sebelumnya kalian harus memecahkan kode ini dulu, gslnzh prmwvitzigvm. Kau
mungkin akan tahu fungsi lain cermin. Pecahkan dan datanglah segera. Karena
kode itu mudah, kuberi kalian waktu 1,5 jam. Kalau kalian terlambat, nyawa
orang lain akan melayang. Selamat berjuang.
M7
Tiba-tiba, benda yang berada
di dalam kotak menyala dan menghitung mundur 1,5 jam yang akan datang. Mello
mengambil benda itu dan membantingnya. “Jangan becanda. Kau tidak bisa
main-main padaku.” Teriak Mello. Matt menghampiri benda itu dan memungutnya.
Benda itu retak, namun dari layarnya tetap bisa terbaca hitungan mundur waktu
itu. “Apa-apaan kau Mello? Berhentilah bertindak emosional. Nyawa Roger dan
Beyond ada di tangan kita.” Bentak Matt. Near yang daritadi duduk diam,
mengambil surat itu dan memperhatikan dengan seksama. Setelah lama
memerhatikan, dia memanggil Matt dan Mello mendekat.
“Kalian berdua.. Apa kalian
tidak merasa ada yang janggal dengan surat ini?”
“Apa maksudmu?” tanya Mello.
“Surat ini. Dia menulis
inisial Beyond dan Roger, berarti dia tahu tentang organisasi Watari dan L.
Menurutmu M7 ini menunjuk kepada siapa?”
“M... Man.. Mystery..
Murder... Murderer-pembunuh. Jangan
bilang dia pelaku pembunuhan berantai yang diselidiki Beyond. Bagaimana
menurutmu, Mello?” tanya Matt
“Sejauh ini hanya itu yang
bisa kuduga. Kau punya ide penyelesaian kode ini?”
“glsnzh prmwvitzigvm... aku
akan pergi dulu sebentar. Aku akan mencari data penting.” Kata Near
meninggalkan Matt dan Mello keluar rumah. Mello juga pergi ke kamarnya sambil
membawa surat itu. Matt sedang mencoba menghubungi Roger dan Beyond. Dia
berharap semua itu tidak benar. “Mereka berdua sedang baik-baik saja dan tidak
terjadi apa-apa. Ini semua hanya permainan orang gila yang kurang kerjaan.”
Katanya sambil memperhatikan benda yang hampir rusak dibanting Mello yang masih
menghitung mundur.
***
11.30 am,
00:45:59
Mello masih berbaring
dikamarnya. Ditatapnya surat yang sudah dibacanya berulang-ulang. “Kenapa harus
ada kata cermin dalam surat ini? Tunggu.. fungsi lain cermin? Memantulkan
bayangan, tentu saja. Tapi.. cermin.. Cermin!” katanya sontak. Dia lalu berlari
ke bawah, menuju ruang tengah. Matt duduk diam menunggu. Mello duduk didekat
Matt dan berkata,
“Aku sudah tahu pemecahannya.”
Mello lalu mengambil kertas dan bolpoin. Dia menuliskan sesuatu.
“Tempatnya...” “di Thomas Kindergarten.” Kata Near yang baru
saja pulang dari pencarian datanya. “Ya, di Thomas Kindergarten.” Kata Mello
sebal. “Kalian tahu dari mana?” tanya Matt. “Gunakan otakmu dan carilah
hubungan kode itu dengan cermin, fungsi cermin.” Kata Mello, tetap dengan
keadaan sebal.
“Tunggu.. ya.. Thomas
Kindergarten. Ayo, kita harus cepat. Anak-anak itu dalam masalah.”
“Tidak usah khawatir, aku
baru saja dari sana. Mereka tidak apa-apa. Sebaliknya, aku mendapatkan masalah
baru.” Kata Near menunjukkan sebuah kotak yang didapatnya dari TK itu.
“Kotak baru lagi? Permainan
apa lagi yang ingin kau mainkan, bangsat?” teriak Mello marah.
“Sudahlah, Mello. Kita masih
belum tahu apa mau orang itu. Sini aku buka kotak itu, Near.”
Near lalu memberikan kotak
itu pada Matt. Matt membuka kotak itu dan di dalamnya terdapat surat, dengan 2
kotak lagi yang masih tertutup. Matt lalu membaca surat itu.
Bagus-bagus. Kalian berhasil mengetahuinya. Anak-anak itu manis-manis kan?
Apa kalian senang? Ini menyenangkan bukan? Karena itu, aku akan melanjutkan
permainan ini. Kali ini, aku ingin kalian berdua bekerja sendiri, para penerus
L yang agung. Pilih kotak yang kalian inginkan. Ada hal menarik yang akan
kalian temukan di dalamnya. Takdir adalah pilihan, pilihlah, maka jalanmu akan
terbuka. Selamat berjuang.
M7
“Jadi, kau pilih kotak
mana?” tanya Matt pada Mello.
“Aku tidak mau bermain.
Semuanya terserah kalian. Aku akan tidur saja.”
“Tapi, Mello...”
Belum selesai Matt
berbicara, Mello sudah meninggalkannya naik ke lantai atas. Near mendekati
Mello dan mengambil kotak bertuliskan angka romawi I.
“Aku pilih ini. Kalian
berdua, selamat berjuang ya! Aku akan pergi lagi. Semua tinggal usahamu
menyadarkan Mello.” Kata Near meninggalkan Matt sendirian. Matt yang
kebingungan, memilih melakukan suatu usaha, membuka kotak yang tersisa. Di
dalamnya, ada sebuah surat lagi. Dibacanya surat itu.
Pilihan yang bagus, anak muda. Nyawa banyak orang dalam bahaya sekarang.
Kau harus menemukan tempatku berada sebelum tempat ini hancur berantakan. Aku
akan memberi petunjuk. Kau akan berjalan kemana, anak muda? Aku akan memberi
saran padamu. Jangan berjalan ke arah tempat tidur bintang, karena itu adalah jalan
yang salah. Lebih baik menuju arah sebaliknya. Setelah itu, pergilah ke tempat
semua yang bersinar dapat terlihat. Kau akan senang karena banyak orang yang
akan bersamamu. Kau lihat dua orang di sana? Mereka adalah keluarga bahagia,
hanya saja saat ini mereka sedang bertengkar. Suatu saat mereka akan berkumpul
kembali. Itulah kode tempat dan batas waktumu menyelesaikannya. Semuanya ada
dalam surat ini. Ingat, kau sudah memilih dan harus mengikuti permainan ini
sampai selesai. Ini hanya permainan kata-kata, kelak kau akan menemukan
jawabannya sendiri.
M7
“Apa yang harus kulakukan
sekarang?”
***
12.00 pm.
Near sampai di tempat yang
ditujunya, sebuah rumah tak terurus yang hampir hancur. Near kemudian berjalan
memasuki rumah itu. Setelah itu, dia lalu duduk di tempat yang kelihatan
seperti sebuah kursi. Dia lalu membuka kotak yang dibawanya dari tadi. Di
dalamnya terdapat sebuah surat, dan sebuah gantungan kunci.
Halo anak muda. Kau memilih kotak yang tepat, sebuah kotak pandora. Kau
pasti tahu larangan yang dilanggar Pandora, membuka kotak terlarang. Sekarang,
kau bernasib sama seperti Pandora. Kau telah membuat orang-orang menderita,
tentu saja karena perbuatanmu yang membuka kotak terlarang. Kau harus menolong
mereka. Ingin aku membantumu? Boleh saja. Aku akan memberitahukan rencana iblis
yang jahat. Dia akan menyerang sebuah tempat yang penuh dengan darah, tempat
orang yang tak tahu apa-apa menjadi korbannya. Hati-hati, di tempat putih itu
banyak alat-alat berbahaya. Tapi, tak jarang ada yang selamat berkat alat-alat
itu. Temukan tempatku dan selamatkan kawanmu. Jika kau sampai di tempat itu,
berikan strip itu pada orang bernama !1$!41 3*51(@)%1*. Dia akan membantumu
menyelamatkan semua orang di tempat itu.
M7
Near lalu berjalan menuju
sebuah kamar di rumah itu. Di kamar itu, dia membuka laci meja yang sudah
lapuk. Dia mengeluarkan sebuah kotak dan membukanya. Dia lalu mengambil sesuatu
di dalam kotak itu. Selembar foto. Ditatapnya foto itu lekat-lekat.
***
Matt memutuskan untuk memecahkan
kode di surat itu sendiri. Dia menulis ulang kata-kata yang ada di dalam surat
itu. Dia telah mengelompokkan kata-kata yang menjadi petunjuk penyelesaian kode
itu.
“Jangan berjalan ke arah tempat tidur bintang, karena itu adalah jalan
yang salah.. Tempat tidur? Bintang? Sial! Aku tak punya ide apa itu. Lebih baik menuju arah sebaliknya.. Arah?
Berarti tempat tidur bintang itu menandakan arah. Setelah itu, pergilah ke tempat semua yang bersinar dapat terlihat.. Semua
yang bersinar? Lampu? Kau akan senang
karena banyak orang yang akan bersamamu.. Banyak orang? Dia serius akan
menghancurkan tempat itu. Sial! Aku tak bisa berpikir jernih. Kau lihat dua orang di sana? Mereka adalah
keluarga bahagia, hanya saja saat ini mereka sedang bertengkar. Suatu saat mereka
akan berkumpul kembali. Itulah kode tempat dan batas waktumu menyelesaikannya..
Batas waktu? Aku bahkan tak tahu makna kodenya... Sial sial sial!!!” teriak
Matt. Dia lalu berbaring sambil menatap kode itu. Lama kelamaan, matanya terasa
berat dan diapun jatuh tertidur.
***
Near berjalan keluar dari
kamar itu, sambil membawa foto yang diambilnya dari kamar tadi. Dia lalu
berjalan meninggalkan rumah itu. Tak lama berjalan, dilihatnya dua orang anak
sedang bermain bersama dengan gembira.
Near lalu berhenti sejenak, memperhatikan kedua anak itu bermain. Saat anak itu
telah selesai bermain dan beranjak pulang, Near juga melanjutkan perjalanannya
yang terhenti tadi. Mentari sore menyinarinya teduh. “Sudah sore rupanya.”
Pikirnya. Dia lalu mengambil handphonenya dari kantong celananya. Dia menekan
tuts handphonenya dan menelpon seseorang.
***
5.45 pm
“Halo?” Jawab Matt dengan
suara serak. Rasa kantuknya masih membuatnya setengah tersadar.
“Kau sudah temukan arti kode
itu? Sekarang sudah hampir jam 6.” Kata Near.
“Apa? Jam 6?” Mello yang
kaget kemudian melihat jam. “Sudah jam 6. Gawat! Aku tak mengerti satu katapun
dari kode ini..” katanya pada diri sendiri. “Sudah ya Near. Aku akan
membangunkan Mello dulu.” Kata Matt menutup teleponnya. Ia lalu pergi mengetuk
pintu kamar Mello. “ Mello, bangun.. bangun..” teriaknya. Tak ada jawaban dari
dalam kamar. Namun, ada suara teriakan yang berasal dari lantai bawah. “APA
MATT? Aku ada disini.” Matt lalu bergegas turun ke bawah dan berlari menuju
ruang makan.
Saat sampai di ruang makan, Matt
yang terengah-engah melihat Mello yang sedang santai sambil melihat sebuah
kertas.
“Kenapa kau tak
membangunkanku?”
“Kau tidur pulas sekali. Aku
tak ingin mengganggumu. Lagipula, aku menemukan hal yang menarik.”
“Apa?”
“Kode ini.” Kata Mello
sambil menunjukkan kertas itu.
“Kau sudah memecahkannya?”
“Ya. Aku mendapat petunjuk
saat melihat matahari terbenam. Jadi, kita harus berjalan ke arah Timur. Kita
harus pergi ke sebuah tempat untuk melihat bintang.”
“Maksudmu obsevatorium? Tapi
di Winchester tak ada tempat seperti itu.”
“Karena itulah kita harus
mencari sebuah tempat sebelum tengah malam. Kau mungkin bisa menggunakan
komputermu.”
“Baiklah.”
Matt lalu menyalakan
komputernya dan mulai browsing.
“Obsevatorium.... Timur...
Inggris...” katanya sambil mengetikkan kata-kata itu.
“Tempat yang buka hari ini
juga...” kata Mello.
Tak beberapa lama, ia
berteriak.
“Mello, aku menemukan satu. Obsevatorium
Kingston, Surrey. Baru buka hari ini.” Kembali melihat komputernya.
“Sepertinya tak ada tempat lain
selain tempat itu. Kita harus ke sana sekarang kan?”
“Ya. Aku siap-siap dulu.
Lebih baik kau pesan tiket sekarang.”
Mello lalu naik ke atas dan
bersiap-siap. Matt telah selesai memesan tiket pesawat terbang ke Surrey secara
online. Dia lalu mengambil handphonenya dan menelpon Near.
“Kau dimana?”
“Aku di rumah sakit. Mencari
orang yang ada dalam kode ini.”
“Kami akan ke Kingston
sekarang. Kode kami mengarah ke suatu tempat di kota itu. Semoga kau sukses,
Near. Sampai jumpa.”
“Ya, sampai jumpa.”
Matt lalu memasukkan
laptopnya ke tas dan keluar memanggil taksi.
***
7 pm.
Near sudah keluar dari
Winchester Hospital, rumah sakit terakhir yang dikunjunginya untuk mencari
orang bernama Anna Chester. Dia lalu menelpon Mello untuk menanyakan sesuatu.
“Matt?”
“Ini aku, Mello. Matt sedang
pergi sebentar. Ada apa?”
“Apa isi kode yang diberikan
padamu? Aku tak menemukan orang yang kucari. Petunjuknya kurang.”
“Isinya tentang arah, tempat
dan waktu. Kami akan ke Timur dan menuju obsevatorium. Waktunya sampai tengah
malam ini.”
“Kalau begitu, aku akan
mengunjungi kota di sebelah Barat Winchester. Sampai jumpa lagi.”
Near lalu bergegas menuju
Winchester Airport.
***
10 pm.
Near sudah sampai di Wiltshire.
Dia kemudian mengambil brosur mengenai tempat-tempat umum di Trowbridge. Dia
mencari-cari nama rumah sakit di brosur itu. Dia menemukan sebuah rumah sakit
bernama Trowbridge Community Hospital yang berada 48 km dari Bristol Airport.
Dia lalu bergegas ke rumah sakit itu sebelum tengah malam.
***
Matt dan Mello sampai di Heathrow
Airport. Mereka lalu bergegas menuju kota Kingston. 40 menit kemudian, mereka sampai di kota
Kingston. Di Kota Kingston, mereka mencari sebuah obsevatorium yang berada di
tengah kota. Mereka bertanya pada seseorang di jalan. Dan orang itu menunjukkan
jalan menuju Obsevatorium tersebut.
***
10.30 pm
Near sampai di depan
Trowbridge Community Hospital yang berada di Adcroft Street. Dia lalu memasuki
rumah sakit itu dan bertanya pada seorang suster jaga mengenai keberadaan Anna
Chester. Suster itu memberitahu Near kalau memang ada seorang Suster bernama
Anna Chester, namun dia sudah pulang. Suster itu lalu menuliskan alamat rumah
Anna Chester.
***
11.00 pm
Matt dan Mello sampai di
depan Obsevatorium itu. Namun, Obsevatorium itu sudah tutup. Mereka kemudian
berjalan menuju ruang satpam dan memberitahu perihal kedatangan mereka. Satpam
itu kemudian memberi mereka sebuah kotak yang menurut pengakuannya diberikan
untuk mereka berdua.
***
11.15 pm
Near sampai didepan kediaman
Anna Chester. Dia lalu menekan bel pintu dan seorang wanita muda membuka pintu
itu. Near lalu menunjukkan strip yang didapatnya dari dalam kotak itu. Wanita
muda itu kemudian memberikan kotak baru lagi untuknya. Menurut pengakuan wanita
itu, kotak itu ditujukan pada orang yang akan memberikannya sebuah strip
istimewa. Near lalu mengambil kotak itu dan berterima kasih pada wanita itu.
Near lalu berpamitan dan pergi menuju penginapan terdekat sambil membawa kotak
itu.
***
11.30 pm
Matt dan Mello sampai di
sebuah hotel yang berada di tengah-tengah kota. Kemudian, Matt memesan kamar
untuk dua orang. Mereka berdua lalu berjalan menuju kamar mereka tanpa
berbicara apapun. Saat tiba di kamar, mereka berdua langsung tertidur pulas.
***
30 Desember 2011
08.00 am
Near bangun dari tidurnya
yang nyenyak. Dia lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah beberapa saat, dia lalu keluar dan berganti baju. Setelah semua
selesai, dia lalu keluar mencari makan untuk sarapan.
***
Matt bangun. Dilihatnya
Mello masih tertidur nyenyak. Kotak itu masih berada di atas meja. Dia lalu
memesan room service dan bergegas mandi. Setelah mandi dan berpakaian, Matt
lalu membangunkan Mello dan menyuruhnya mandi. Saat bel kamar berbunyi, Matt
lalu membuka pintu kamar dan mempersilahkan pelayan hotel masuk. Setelah
memberi tip, Matt lalu menutup pintu dan menyantap sarapan bersama Mello.
***
09.00 am
Near kembali ke kamarnya
dengan perut kenyang. Dia lalu mengambil kotak yang didapatnya dari wanita itu.
Dia lalu membuka kotak itu dan membaca surat yang ada di dalamnya. Saat
mengambil surat itu, ada sebuah gantungan berbentuk timbangan yang jatuh.
Hmm... kau mulai membosankan... Aku pikir kau perlu dihukum karena hal
ini.. mungkin, sedikit racun bisa membuat kau semangat. BTS dan laut mungkin
bisa membantumu. Aku tunggu kau sampai tengah malam. Sampai ketemu di tempat
itu.
M7
Near lalu memutuskan untuk
berjalan mengelilingi kota seraya mencari tempat yang ditunjukkan orang itu.
***
Matt dan Mello telah selesai
makan. Mereka berdua memutuskan untuk membuka kotak yang ada di Obsevatorium.
Meskipun Mello merasa semua ini memuakkan, tapi Matt memutuskan untuk tetap
melanjutkan permainan ini sampai selesai. Matt membuka kotak itu dan didalamnya
terdapat surat lagi.
Halo lagi.. Aku bosan dengan permainan santai kalian. Aku punya ide lebih
baik. Bagaimana kalau kita bermain Hide-and-Seek? Tapi kau yang jaga, dan aku
yang sembunyi. Aku sembunyi di sebuah ladang yang penuh dengan gandum.Grup MUSE
akan membantumu. Mungkin taruhan kita perlu dinaikkan. Bagaimana dengan nyawa
seisi kota? Kau tertarik bukan.. Ayo! Mulai permainannya. Temukan aku sebelum
tengah malam.
M7
“Bagaimana, Mello? Kau ada
ide?”
“Hmm.. Aku tak tahu. Ayo
kita jalan-jalan. Mungkin kita bisa menemukan petunjuk.” Ajak Mello
Mereka berdua pun
meninggalkan kamar mereka.
***
12.00 am
Near sudah memasuki beberapa
tempat di kota. Tapi, tak satupun tempat itu bisa memberikan petunjuk. Dia lalu
memutuskan untuk pergi ke laut, sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh si
pengirim surat.
***
Matt dan Mello berpencar
mencari sebuah tempat yang mempunyai ladang gandum. Saat bertemu kembali, tak
satupun dari mereka menemukan tempat itu. Mereka berdua lalu kembali berjalan. Saat
melintasi sebuah toko musik, mereka memutuskan untuk masuk dan mencari petunjuk
MUSE, sebuah band.
***
06.00 pm
Near belum berhasil
menemukan tempat itu. Mengikuti perintah si pembuat surat tak memberikan
bantuan apapun. Tempat yang dicarinya pasti berhubungan dengan timbangan dan
laut, serta kata BTS yang tidak jelas. Dia lalu memutuskan untuk pergi ke
pengadilan yang mempunyai lambang timbangan.
***
Masuk ke toko musik tidak
membuahkan hasil. Matt dan Mello tak mendapatkan petunjuk tambahan. Ditambah
lagi, keberadaan ladang penuh gandum tak diketahui. Mereka berdua memutuskan
untuk kembali ke hotel untuk beristirahat sebentar sebelum melanjutkan
pencarian.
***
08.00 pm
Near sudah lelah berkeliling
mencari tempat itu. Dia lalu memutuskan untuk berbaring sejenak di sebuah
bangku yang kosong di sebuah taman. Saat akan memejamkan mata, dia melihat
ratusan bintang bersinar di langit malam. “Hmm.. malam yang indah.. dengan
bintang yang berkelap-kelip..” Ada sesuatu yang membuatnya sadar dan terbangun
dari posisi tidurnya. “Tunggu... Bintang... BINTANG..” dia lalu bergegas menuju
sebuah tempat.
***
“Kau tahu, Mello?”
“Apa Matt?”
“MUSE, dieja M-U-S-E.. kau
tak aneh dengan hal ini?”
“M-U-S-E... MU-S-E...”
berpikir “Ah.. Museum.. Museum tempat kita selanjutnya.”
“Tapi, Museum di kota ini.”
Kata Matt
“Pasti ada satu yang
berhubungan dengan Ladang Gandum. Ayo!” seru Mello.
Mereka berdua pun kembali
keluar hotel dan berkeliling.
***
09.00 pm
Near sudah mendapatkan
daftar jalan-jalan yang ada di Trowbrigde. Dia lalu mencari jalan yang
berhubungan dengan laut.
“Laut.. laut..” katanya
sambil melihat daftar itu, matanya menangkap satu kata yang tak asing baginya.
“Sea.. Bythesea Road.. BTS.. Ini jalan yang kucari.”
Dia lalu bergegas menuju
jalan itu.
***
Matt dan Mello sudah sampai
di alun-alun kota, Kingston Upon Thames. Mereka lalu mengambil selebaran yang
ada di tempat itu mengenai kota. Mereka lalu mencari museum dengan ladang
gandum. Matt menemukan sebuah museum yang berada di jalan Wheatfield Way.
“Ladang gandum berarti Wheatfield. Ayo kita ke tempat itu sekarang. “ ajak
Matt. Mereka berdua lalu menuju museum itu.
***
09.30 pm
Near sampai di depan
Trowbridge Reference Library. Dia lalu memasuki perpustakaan itu dan bertanya
pada pustakawan apakah ada benda yang dititipkan. Pustakawan itu lalu
memberikan sebuah kotak yang terbungkus rapi. Near lalu meninggalkan
perpustakaan itu dan kembali ke kamarnya di penginapan untuk tidur.
***
Matt dan Mello sudah sampai
di Kingston Museum. Karena waktu buka museum sudah tutup, mereka bertanya
kepada penjaga museum apakah ada paket yang dititipkan. Penjaga museum itu
menjawab ya dan memberikan paket yang diterimanya kepada mereka berdua. Di
paket itu, terdapat letter M. Matt dan Mello berterima kasih dan pergi
meninggalkan tempat itu menuju kamar mereka.
Saat tiba di kamar, mereka
langsung jatuh tertidur, sama seperti malam sebelumnya.
***
31 Desember 2011
07.00 am
Near bangun lebih pagi hari
itu. Setelah selesai bersiap-siap, dia lalu membuka kotak yang diberikan
pustakawan kemarin. Di dalamnya ada sebuah surat dan selembar foto. Diambilnnya
surat itu dan dibacanya.
Aku bosan bermain seperti ini terus. Aku akan mengakhiri semua ini.
Taruhannya pastilah hidup sahabat-sahabatmu. Kita akan bertemu ditengah-tengah
Inggris. Di sebuah Neb tua yang masih berdetak. Ayo cepat. Jangan sampai kau
terlambat. Mungkin dengan melihat hasil jepretanku akan membuatmu bersemangat.
M7
Near lalu mengambil foto itu
dan melihatnya. Di foto itu terlihat kondisi Roger yang menyakitkan. Tubuhnya
penuh darah. Mau tak mau, Near harus menyelesaikan masalah ini. Namun, rasa
lapar menghentikan pekerjaannya untuk sementara waktu.
***
08.00 am
Matt bangun tidur dan pergi
membasuh mukanya. Setelah itu, dia lalu membangunkan Mello dan menunggunya
sambil membaca koran pagi. Setelah itu, Matt membuka paket itu. Di dalam paket
itu, terdapat sebuah surat dan selembar foto. Matt lalu membaca surat itu.
Rupanya kau belum bisa menjadi penerus L. Kau membosankan. Aku pikir permainan
ini harus diakhiri. Taruhan terakhir nyawa teman-temanmu. Kita akan bertemu di
tengah-tengah Inggris, di sebuah Ned tua yang masih berdetak. Datanglah
secepatnya. Untuk menyemangatimu, aku sudah memberikan hadiah khusus.
M7
Mello lalu mengambil foto
dari dalam kotak itu. Difoto itu terlihat keadaan Beyond yang sangat
mengenaskan. Hal ini membuat Mello marah dan segera mengambil jaketnya keluar
kamar. Matt yang penuh kebingungan hanya bisa mengikuti Mello dengan pasrah.
***
09.00 am
Near yang sudah kenyang
kembali berjalan menelusuri kota. Festival penyambutan tahun baru membuatnya
tertarik. Dia lalu mengikuti festival itu sambil memikirkan makna kode
selanjutnya.
***
Matt berhasil membuat Mello
tenang dan menyantap makanannya dengan tenang. Setelah itu, mereka berdua
kembali mengelilingi kota. Banyak pernak-pernik tahun baru dipasang oleh warga
kota itu. Di alun-alun kota, banyak hiasan sudah terpasang menghiasi toko-toko
warga yang berada di sekitar tempat itu. Bahkan, pemerintah sudah membuat
tempat untuk menghitung detik-detik terakhir pergantian tahun baru. Ada seorang
ibu yang mengajak mereka berdua membantunya. Matt dan Mello hanya bisa
mengikuti kemauan ibu itu.
***
11.00 am
Matt dan Mello telah selesai
membantu ibu itu. Walaupun sedikit lelah, mereka berdua cukup menikmati
kegiatan itu. Saat jam utama yang berada di alun-alun berbunyi, Mello menyadari
sesuatu.
“Matt, ayo cepat pesan tiket
ke London.”
“Untuk apa? Hari ini tak ada
jadwal penerbangan.”
“Kita harus segera ke
London. Tempat selanjutnya itu Big Ben. Ayo kita ke stasiun kereta api.”
“Oh.. “
Mereka berdua lalu menuju ke
stasiun kereta api dengan jalur Kingston-London.
***
12.00 am
Near sedang beristirahat di
taman. Mengikuti rombongan festival sungguh melelahkan. Saat dentangan jam
berbunyi, Near memikirkan sesuatu.
“Hmm.. jam.. dentang.. BIG
BEN!”
Dia lalu bergegas menuju ke
stasiun kereta api dengan jalur Trowbridge-London
***
05.00 pm
Matt dan Mello sampai di
stasiun London. Mereka lalu bergegas menuju Big Ben yang berada di tengah kota.
***
Near juga telah sampai di
stasiun London. Dia juga bergegas menuju Big Ben.
***
06.00 pm
Big Ben penuh dengan
warna-warna yang meriah. Perayaan tahun baru membuat Big Ben menjadi lebih
terlihat muda. Matt dan Mello sampai di tempat itu. Mereka berdua berusaha
mencari tempat untuk memasuki Big Ben. Tak lama kemudian, mereka melihat Near
datang.
“Apa yang kau lakukan di
sini?” tanya Mello
“Kodeku mengarah ke tempat
ini. Kau sendiri?” kata Near
“Kode kami juga mengarah ke
tempat ini.” Jawab Matt. “Kami belum menemukan jalan masuk.“
“Aku tahu. Ayo ikut aku.”
Mereka bertiga pun memasuki
Big Ben.
Saat di atas, mereka mencari
sebuah kotak. Matt menemukan kotak itu dan membukanya. Hanya sebuah surat yang
ada di dalamnya.
Kalian terlalu lambat. Nyawa mereka ada ditanganku. Jika kalian tak kembali
sebelum tengah malam, mereka berdua akan mati. Kali ini, aku akan memberitahu
tempatku berada. Wammy House. Cukup kan? Larila, dan selamatkan mereka
M7
“Di Wammy House? Jadi untuk
apa kita kesini?” umpat Mello
“Sudahlah. Ayo kita segera
ke Wammy House.” Kata Near
“Iya.” Kata Matt sambil
membawa kotak itu.
Mereka bertiga berlari turun
dan segera menaiki taksi menuju stasiun London. Mereka lalu menaiki kereta api
jurusan London-Winchester.
***
11.30 pm
Kereta api mereka telah
sampai di stasiun Winchester. Mereka lalu menaiki taksi menuju Wammy House.
Sialnya, banyaknya orang berkumpul menyambut tahun baru membuat kemacetan
panjang. Perjalanan mereka yang semula 15 menit, menjadi 20 menit. Ditambah
lagi, taksi itu mogok sehingga mereka harus berlari menuju Wammy House yang
berjarak lumayan jauh.
***
11.59.50 pm
Akhirnya mereka sampai di
depan Wammy House. Menjelang detik-detik terakhir pergantian tahun, Mello
membuka pintu dengan keras dan mereka bertiga segera masuk. Kondisi Wammy House
yang gelap menyebabkan mereka tak bisa melihat apapun. Di luar rumah, terdengar
teriakan orang-orang yang menghitung detik-detik pergantian tahun.
“5...4...3...2...1...” bunyi
kembang api terdengar, “HAPPY NEW YEAR!!”
Mereka bertiga kehabisan
waktu. Mereka memikirkan nasib Roger dan Beyond sekarang. Mungkin saja mereka
berdua sudah mati. Di saat-saat mereka down, Lampu menyala dan terdengar
teriakan.
“SURPRISE!! HAPPY NEW
YEAR!!”
Mereka bertiga menengok ke
asal suara itu. Mereka melihat L, Watari, Beyond, dan Roger yang baik-baik
saja. L meniup terompet, Watari memegang kembang api, Roger menghamburkan
kertas-kertas warna-warni dan Beyond yang memegang kue tart.
“Beyond? Roger?” tanya Matt
“L?” tanya Near
“Dan Watari? Apa yang
sebenarnya terjadi?” tanya Mello bingung.
“Kami berhasil menipu
kalian. Ini sebenarnya ide Roger.” Jawab Beyond.
“Lalu, kode-kode itu?” tanya
Near.
“Itu buatan L. Sekedar
permainan sebelum tahun baru.” Jawab Roger.
“Tapi, kalian berdua terluka
kan?” tanya Matt kepada Beyond dan Roger.
“Itu semua berkat bakat
meriasku. Seperti asli bukan?” kata Beyond senang.
“Tapi.. M7 itu siapa?
Bukannya dia pelaku pembunuh berantai pada kasus Beyond?” tanya Matt lagi.
“Di surat pertama sudah aku
katakan fungsi lain cermin. Lagipula, pembunuh kasus Beyond sudah bunuh diri.”
Kata L. “Jadi, siapa pelakunya?”
“L dan W” jawab mereka
bertiga serempak. Akhirnya, akhir tahun yang tragis diakhiri dengan tahun baru
yang menyenangkan.
-Fin-