Halaman

Selasa, 08 Mei 2012

Obsession

Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto-sensei
Pairing: NaruHina
Warning: AU

"Selama hidup 16 tahun, aku sudah pernah merasakan semua hal, terutama yang menyakitkan, khususnya saat sma. Disakiti, dibohongi, diacuhkan, dimarahi, digangguin, pokoknya semuanya. Dan semua itu meninggalkan bekas, disini, dihati yang semakin rapuh. Ditambah lagi dengan kehadiranmu yang membuatku tak pernah berhenti berharap tapi selalu merasa sakit. Menambah beban dihatiku yang semakin hancur..."


Suatu senin di bulan Agustus..
“Ma, aku berangkat dulu.”
“Iya sayang, hati-hati dijalan.”
Aku melangkahkan kakiku menuju sekolah, sekolah baru yang akan kumasuki. Aku berjalan sendirian, karena aku tak punya teman yang akan berjalan bersamaku, teman-temanku itu bersekolah di sma yang lain, hanya aku yang bersekolah di sma ini. Aku lalu bergegas memasuki kelasku, yang sudah diberitahukan kemarin. Ternyata siswanya masih sedikit. Aku lalu menuju ke bangku belakang di dekat jendela dan meletakkan tasku disana, juga duduk sambil memperhatikan keluar jendela. Banyak siswa-siswa lain yang sedang melakukan kegiatan ekskulnya, dan pemandangan itu sangat menarik perhatianku. Saat tengah termenung, suaramu yang menyadarkanku. Aku melihatmu memasuki ruang kelas dengan santainya, sambil tersenyum ke arah temanmu yang kau panggil tadi. Aku terus melihatmu, tanpa bisa melepaskan pandanganku darimu. Ada yang membuatku tertarik padamu. Tapi apa itu? Apakah rambutmu yang blonde? Atau matamu yang biru? Atau senyummu yang menawan? Aku tak tahu, tapi yang pasti, aku tahu satu hal, aku tahu kalau kau takkan pernah tertarik pada gadis aneh sepertiku.
***

Tiga bulan kemudian,
Aku sudah tahu siapa namamu. Tapi, kenapa aku tidak pernah bisa tulus berbicara padamu? Selama ini aku selalu ketus padamu, tapi kau tetap berbicara santai padaku, bahkan terkesan menjahiliku. Apa ini artinya kau juga ada rasa padaku? Ah.. mungkin itu hanya harapanku semata, yang terkesan tidak akan terjadi. Karena aku tahu, ada dia yang selalu menemanimu dan sepertinya kau sangat senang berada didekatnya.

Keesokan harinya,
Aku malu.. benar-benar malu.. kenapa aku mau saja ikut permainan bodoh itu? Bahkan dengan bodohnya aku mengakui kalau aku ada rasa padamu, dan kau hanya tertawa mendengarnya. Kenapa aku begitu bodoh? Sial.. aku harus bagaimana? Pasti besok bakal jadi bahan pembicaraan. kalau saja mama tak memarahiku, aku pasti takkan ke sekolah besok. Huft.. aku harus siap-siap malu lagi..

Keesokan harinya lagi,
Tuh kan, aku jadi bahan pembicaraan. Dan penyebar gosip itu adalah dia yang selalu ada didekatmu, bahkan tadi dia melabrakku karena aku suka padamu. Dan hal yang bisa kulakukan hanya diam. Kenapa sih aku menyukaimu? Menyukaimu hanya membuatku repot. Tuhan, tolong bantulah diriku. Jangan biarkan aku begini terus.

Saat MID Semester,
Kenapa mereka semua menjauhiku? Apa salahku? Apa masih karena masalah itu? Dasar.. dia itu menyebalkan sekali. Tega-teganya dia menghasut semua orang untuk mengacuhkanku. Dan ternyata pandanganmu padaku hanya biasa-biasa saja. Tak bisakah kau mengerti apa yang kurasakan ini? Hah.. ternyata berat menyukai orang tenar sepertimu. Orang tenar yang tidak pernah melihat orang pemalu sepertiku.
***

Awal semester baru,
Akhirnya, masalah itu tak pernah dibahas lagi. Aku juga sudah punya teman yang baik dan selalu menolongku. Aku juga sudah mulai bisa melupakan kejadian itu, meski masih menyisakan luka dihatiku. Tapi, satu hal yang aku herankan, kenapa aku belum bisa melupakanmu? Apa karena aku masih suka padamu? Lalu aku mesti bagaimana? Apa aku harus mengaku? Tapi bukannya kau sudah tahu? Teman-temanku bilang kalau aku harus mengaku padamu. Hmmm... baiklah, aku akan mengatakannya besok. Semoga semua sesuai dengan yang aku harapkan..

Keesokan harinya,
Aku sudah berhasil mengatakannya padamu, tapi kenapa kau hanya diam? Aku tidak membutuhkan perasaanmu yang juga menyukaiku. Aku hanya butuh senyumanmu itu, senyuman yang hanya kau berikan untukku, bukan pada semua orang. Tapi kenapa kau tidak memberikannya? Kenapa kau hanya diam dan pergi meninggalkanku? Apa aku salah menyukaimu?

Keesokan harinya lagi,
Aku masih saja selalu mencari sosokmu di kelas, atau dimanapun aku berada. Aku berharap kau selalu ada di tempat aku berada, karena aku selalu merindukan sosokmu itu. Semua cara sudah aku lakukan, tapi kenapa bayangmu masih tetap ada dipikiranku? Tolonglah, berilah aku jawaban. Aku menderita digantung seperti ini. Rasanya menyakitkan.
***
Kenaikan kelas,
Aku benar-benar lelah. Urusan kelas membuatku capek. Aku mengiyakan melakukan hal itu, karena kupikir kau akan melihatku, tapi ternyata tidak. Kau tidak pernah melihatku. Kau tidak pernah tersenyum padaku. Bahkan untuk berbicara padaku sepertinya kau enggan. Aku harus bagaimana lagi? Capek berpura-pura jadi Hinata yang selalu ramah pada semua orang sedangkan kau tak pernah, melihatku, padahal semua itu kulakukan agar kau tertarik padaku. Tuhan, akankah aku terus merana seperti ini? Sudah setahun aku menyukainya, bahkan sudah mulai terobsesi dengannya. Tuhan, tolonglah aku. Kumohon. Aku sudah lelah mengharap, tapi aku tak bisa melupakannya. Rasanya sakit, Tuhan, sakit sekali.

End?

2 komentar:

  1. hmmm....

    sepertinya ini mirip dengan seseorang *lirik-lirik, ditendang*

    akhirnya, kau terinfeksi virus NH! *nari-nari gaje*

    eh gak mau dilanjutin lagi? jangan angst dong... *sendirinya suka bikin cerita angst*

    i love this story, bikin lagi iye~

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya iya, NH bagus pairingnya. rencananya mau dilanjutkan, tapi selesai p to. kemungkinan masih angst, jadi terima saja.. hahaha.. :P

      Hapus