Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto-sensei
Pairing: NaruHina
Warning: AU
"Selama hidup 16
tahun, aku sudah pernah merasakan semua hal, terutama yang menyakitkan,
khususnya saat sma. Disakiti, dibohongi, diacuhkan, dimarahi, digangguin,
pokoknya semuanya. Dan semua itu meninggalkan bekas, disini, dihati yang
semakin rapuh. Ditambah lagi dengan kehadiranmu yang membuatku tak pernah
berhenti berharap tapi selalu merasa sakit. Menambah beban dihatiku yang
semakin hancur..."
Suatu senin di bulan Agustus..
“Ma, aku
berangkat dulu.”
“Iya sayang, hati-hati
dijalan.”
Aku melangkahkan
kakiku menuju sekolah, sekolah baru yang akan kumasuki. Aku berjalan sendirian,
karena aku tak punya teman yang akan berjalan bersamaku, teman-temanku itu
bersekolah di sma yang lain, hanya aku yang bersekolah di sma ini. Aku lalu
bergegas memasuki kelasku, yang sudah diberitahukan kemarin. Ternyata siswanya
masih sedikit. Aku lalu menuju ke bangku belakang di dekat jendela dan
meletakkan tasku disana, juga duduk sambil memperhatikan keluar jendela. Banyak
siswa-siswa lain yang sedang melakukan kegiatan ekskulnya, dan pemandangan itu
sangat menarik perhatianku. Saat tengah termenung, suaramu yang menyadarkanku. Aku
melihatmu memasuki ruang kelas dengan santainya, sambil tersenyum ke arah
temanmu yang kau panggil tadi. Aku terus melihatmu, tanpa bisa melepaskan
pandanganku darimu. Ada yang membuatku tertarik padamu. Tapi apa itu? Apakah rambutmu
yang blonde? Atau matamu yang biru? Atau senyummu yang menawan? Aku tak tahu,
tapi yang pasti, aku tahu satu hal, aku tahu kalau kau takkan pernah tertarik
pada gadis aneh sepertiku.
***
Tiga bulan
kemudian,
Aku sudah tahu
siapa namamu. Tapi, kenapa aku tidak pernah bisa tulus berbicara padamu? Selama
ini aku selalu ketus padamu, tapi kau tetap berbicara santai padaku, bahkan
terkesan menjahiliku. Apa ini artinya kau juga ada rasa padaku? Ah.. mungkin
itu hanya harapanku semata, yang terkesan tidak akan terjadi. Karena aku tahu,
ada dia yang selalu menemanimu dan sepertinya kau sangat senang berada
didekatnya.
Keesokan harinya,
Aku malu..
benar-benar malu.. kenapa aku mau saja ikut permainan bodoh itu? Bahkan dengan
bodohnya aku mengakui kalau aku ada rasa padamu, dan kau hanya tertawa
mendengarnya. Kenapa aku begitu bodoh? Sial.. aku harus bagaimana? Pasti besok
bakal jadi bahan pembicaraan. kalau saja mama tak memarahiku, aku pasti takkan
ke sekolah besok. Huft.. aku harus siap-siap malu lagi..
Keesokan harinya
lagi,
Tuh kan, aku jadi
bahan pembicaraan. Dan penyebar gosip itu adalah dia yang selalu ada didekatmu,
bahkan tadi dia melabrakku karena aku suka padamu. Dan hal yang bisa kulakukan
hanya diam. Kenapa sih aku menyukaimu? Menyukaimu hanya membuatku repot. Tuhan,
tolong bantulah diriku. Jangan biarkan aku begini terus.
Saat MID
Semester,
Kenapa mereka
semua menjauhiku? Apa salahku? Apa masih karena masalah itu? Dasar.. dia itu
menyebalkan sekali. Tega-teganya dia menghasut semua orang untuk mengacuhkanku.
Dan ternyata pandanganmu padaku hanya biasa-biasa saja. Tak bisakah kau
mengerti apa yang kurasakan ini? Hah.. ternyata berat menyukai orang tenar
sepertimu. Orang tenar yang tidak pernah melihat orang pemalu sepertiku.
***
Awal semester
baru,
Akhirnya, masalah
itu tak pernah dibahas lagi. Aku juga sudah punya teman yang baik dan selalu
menolongku. Aku juga sudah mulai bisa melupakan kejadian itu, meski masih
menyisakan luka dihatiku. Tapi, satu hal yang aku herankan, kenapa aku belum
bisa melupakanmu? Apa karena aku masih suka padamu? Lalu aku mesti bagaimana? Apa
aku harus mengaku? Tapi bukannya kau sudah tahu? Teman-temanku bilang kalau aku
harus mengaku padamu. Hmmm... baiklah, aku akan mengatakannya besok. Semoga semua
sesuai dengan yang aku harapkan..
Keesokan harinya,
Aku sudah
berhasil mengatakannya padamu, tapi kenapa kau hanya diam? Aku tidak
membutuhkan perasaanmu yang juga menyukaiku. Aku hanya butuh senyumanmu itu,
senyuman yang hanya kau berikan untukku, bukan pada semua orang. Tapi kenapa
kau tidak memberikannya? Kenapa kau hanya diam dan pergi meninggalkanku? Apa aku
salah menyukaimu?
Keesokan harinya
lagi,
Aku masih saja
selalu mencari sosokmu di kelas, atau dimanapun aku berada. Aku berharap kau
selalu ada di tempat aku berada, karena aku selalu merindukan sosokmu itu. Semua
cara sudah aku lakukan, tapi kenapa bayangmu masih tetap ada dipikiranku? Tolonglah,
berilah aku jawaban. Aku menderita digantung seperti ini. Rasanya menyakitkan.
***
Kenaikan kelas,
Aku benar-benar
lelah. Urusan kelas membuatku capek. Aku mengiyakan melakukan hal itu, karena
kupikir kau akan melihatku, tapi ternyata tidak. Kau tidak pernah melihatku. Kau
tidak pernah tersenyum padaku. Bahkan untuk berbicara padaku sepertinya kau enggan.
Aku harus bagaimana lagi? Capek berpura-pura jadi Hinata yang selalu ramah pada
semua orang sedangkan kau tak pernah, melihatku, padahal semua itu kulakukan
agar kau tertarik padaku. Tuhan, akankah aku terus merana seperti ini? Sudah setahun
aku menyukainya, bahkan sudah mulai terobsesi dengannya. Tuhan, tolonglah aku. Kumohon.
Aku sudah lelah mengharap, tapi aku tak bisa melupakannya. Rasanya sakit,
Tuhan, sakit sekali.
End?
hmmm....
BalasHapussepertinya ini mirip dengan seseorang *lirik-lirik, ditendang*
akhirnya, kau terinfeksi virus NH! *nari-nari gaje*
eh gak mau dilanjutin lagi? jangan angst dong... *sendirinya suka bikin cerita angst*
i love this story, bikin lagi iye~
iya iya, NH bagus pairingnya. rencananya mau dilanjutkan, tapi selesai p to. kemungkinan masih angst, jadi terima saja.. hahaha.. :P
Hapus