Halaman

Kamis, 10 Mei 2012

Matter of Love [Part 2]


Title : Matter of Love
Author: black_aoi
Main Cast: Nishimura Aoi, Fujimoto Michiyo, Koike Teppei, Ueda Tatsuya.
Genre : Romance
Rating : PG-13


Part 2

Cowok itu pun memperkenalkan dirinya...

"Hajimemashite. Ueda Tatsuya desu. Yoroshiku onegaishimasu..."

“Ya, Ueda-san, tempat dudukmu di sana ya.” Kata Yu-sensei sambil menunjuk sebuah tempat duduk kosong di sebelah kiri Yui-chan.
“Tapi, sensei. Saya ingin duduk di sana. Kan kosong juga.” Kata Tatsuya sambil menunjuk tempat duduk di sebelah Michi.
“Jangan. Kamu gak boleh duduk di sini.” Sergah Michi.
“Tapi kan lagi kosong. Jadi, aku boleh dong duduk di sana.” Goda Tatsuya.
“Gak boleh. Di sini tempat duduk Kana-chan, kamu gak boleh duduk di sini.“ bantah Michi.
“Kalian berdua, berhenti bertengkar. Ada yang tahu mengapa Nishino-kun absen?” kata Yu-sensei
“Sakit, sensei.” Jawab siswa II A serempak
“Oh.. ya sudah. Ueda-san, duduk di mana pun kamu mau. Kalau kamu mau duduk di tempat Nishino-kun, nanti Nishino-kun saja yang pindah. Saya mau mengajar, sudah ketinggalan jam.”
“Iya sensei. Arigatou gozaimasu.” Kata Tatsuya sambil berjalan menuju tempat Kana-chan yang telah menjadi miliknya sambil menorehkan senyum kemenangan ke arah Michi yang lagi-lagi tengah berkeluh kesah.
***
Saat istirahat, Michi menarik tangan Aoi menuju gudang sekolah yang sudah jarang digunakan. Di sana, Michi meledak! Michi mengeluarkan semua kekesalannya pada Tatsuya yang sudah ditahannya saat pelajaran Yu-sensei tadi.
“Arghh... dasar orang sinting. Gak mau banget liat orang seneng. Gangguin orang terus. Gak ada orang lain yang bisa dia ganggu ya? Dia bikin capek. Bikin emosi. Dasar aneh.....”
“Tenanglah Michi. Orang seperti dia gak usah kamu ambil pikir. Dia pasti cuman mau bikin kamu marah-marah. Kamu gak usah tanggapi apa yang dia perbuat sama kamu. Kamu diemin aja. Tapi, kalau dia masih berulah sampai di luar batas, nanti kita labrak aja dia. Biar tau rasa tu cowok belagu.”
“Iya, aku juga sudah capek marah-marah. Ayo kita ke kantin. Aku lapar habis marah-marah.”
“Oke.”
***
"Te-chan, ke kantin yuk. Lapar nih."
"Malas ah. Pergi sendiri saja."
"Ah... kalau begitu aku gak mau nemenin kamu lagi. Huu..." kata Haru-kun kesal sambil berjalan menuju kantin meninggalkan Teppei.
"Baguslah... Jadi kalau aku mau ketemu Aoi-senpai, aku gak perlu ngajak kamu."
***
Bel pulang telah berbunyi. Aoi dan Michi kembali disibukkan oleh kegiatan klub mereka berdua. Michi segara bergegas menuju klub memanah, sedangkan Aoi ke klub tenis. Sesampainya di sana, terlihat Tatsuya sedang memegang panah dan bersiap menembak. Anak panahnya terlepas dan melesat menuju sasaran dan akhirnya berhenti tepat di tengah-tengah sasaran tersebut. Michi yang melihat hal itu pun takjub. Namun, ia segera menyembunyikan ketakjubannya dan memanggil Tatsuya.
"Hei, sedang apa kamu?"
"Kamu gak lihat ya? Aku kan sedang latihan."
"Tapi kamu bukan anggota klub. Kamu gak berhak memakai peralatan klub."
"Mulai hari ini aku jadi anggota klub. Salam kenal."
"Tunggu dulu. Siapa yang memasukkanmu jadi anggota klub?"
"Itu Aku."
***
 Di Klub Tenis...
Terlihat ketua klub sedang memberikan arahan kepada anggota klub sebelum latihan. Anggota kelas 1 akan bertugas untuk memungut bola-bola tenis, sedangkan anggota kelas dua akan latihan seperti biasanya.
"Aoi, istirahat yuk." kata Mao.
"Sebentar lagi ya. Aku masih mau latihan. Kamu istirahat duluan saja." kata Aoi sambil meneruskan latihannya.
Tanpa disadarinya, ada seseorang yang sedang mengamatinya.
***
"Eh? Ketua."
"Aku memasukkannya karena aku tahu dia berbakat." Kata Mura, ketua klub tenis.
"Darimana ketua tahu dia berbakat."
"Karena dia..."
"Kami satu smp dulu." kata Tatsuya memotong.
"Oh... Ketua, saya permisi dulu. Saya mau ganti pakaian."
"Ya, silahkan."
"Dah, Michi-chan."
Michi pun berjalan menuju ruang ganti klub dengan penuh keheranan.
***
Rumah Te-chan.
"Te-chan, kamu ikut kegiatan klub tenis tadi kan?"
"Tentu saja Haru. Doushita?"
"Bagaimana keadaan Aoi-senpai?"
"Dia pasti baik-baik saja. Dia kan tadi ikut kegiatan klub. Ayo belajar. Kamu datang untuk belajar kan?"
"Iya, iya. Kamu gak bisa diajak main-main ya?"
"Yah... padahal setelah belajar aku mau cerita tentang Aoi-senpai padamu."
"Eh?"
"Aku mau kalau tadi Aoi-senpai itu..."
"Apa?? Ayo cerita. Aku penasaran nih."
"Ya sudah, belajar dulu."
"Sekarang aja. Nanti kalau sudah pasti aku belajar. Ya ya..." kata Haru mendesak.
"Baiklah, kamu ingin tau apa?"
"Mmm.. tadi Aoi-senpai ngapain aja?"
"Latihan dong. Mau ngapain lagi coba?"
"Kamu kok gitu?"
"Ngapain?"
"Ah, sudah. Trus dia ngapain aja?"
"Kan sudah kubilang, latihan."
"Uh, Lebih bagus kamu gak usah cerita lagi. Ayo belajar."
"Hahaha.."
***
Kediaman Tatsuya.
"Kenapa kamu gak bilang kalau kita itu saudara?"
"Aku nggak mau orang lain tau tentang kita. Cukup kita aja."
"Termasuk pada cewek itu?"
"Tentu saja. Ada saatnya semua orang tahu tentang ini. Kita akan menunggu saat itu tiba."
"Terserah kamu sajalah." kata Maru sambil berjalan meninggalkan Tatsuya.
"Ada saatnya kamu tau, Michi. Untuk saat ini, biarkanlah aku menjahilimu." kata Tatsuya pelan.
***
Michi dan Aoi sedang duduk di bengku mereka sambil bercerita mengenai kegiatan klub mereka. Tiba-tiba, Mao memanggil Aoi.
“Aoi!”
“Iya. Doushita?” kata Aoi, berjalan mendekati Mao
“Kamu dipanggil Takagi-sensei.” 
“Eh? Ada apa?”
“Gak tau. Tadi aku cuma disuruh manggil kamu.”
“Di mana dia sekarang?”
“Di ruang guru.”
“Baiklah. Arigatou.” Kata Aoi mengakhiri percakapan.
“Michi, aku ke ruang guru dulu ya. Aku dipanggil Takagi-sensei.”
“Iya. Jaa-ne!”
Aoi pun berjalan menuju ruang guru.
***
“Haru, aku mau ke ruang guru. Mau ikut?”
“Ngapain di ruang guru?”
“Mau kumpul tugas kemarin. Tugasnya Yamaguchi-sensei. Mau ikut?”
“Gak mau ah. Aku kan sudah bilang gak mau nemenin kamu lagi. Pergi sendiri sana.”
“Ya sudah, aku pergi sendiri saja.”
***
Ruang guru.
Aoi sedang menghadap Takagi-sensei. Takagi-sensei menyuruhnya membawa salinan soal untuk ulangan Matematika sebentar. Aoi pun membawa salinan soal tersebut ke kelasnya. Namun, di tengah jalan, lagi-lagi dia menabrak seseorang.
“Aduh, maaf. Aku gak sengaja.” Kata Aoi.
“Maaf, kak. Tapi saya yang salah.” Kata Teppei.
“Eh, kamu lagi. Kamu memang selalu nabrak orang ya?”
“Maaf kak. Kertas-kertasnya jadi berantakan. Saya bantu kak.” Kata Teppei sambil membantu Aoi,
“Hmm.. “
“Ini kak, kertas-kertasnya.”
“Iya, terima kasih”
“Mm.. ano, boleh saya membantu kakak? Sepertinya kertas itu berat.”
“Eh? Gak usah. Kamu kan ada urusan.”
“Gak ada kok, kak. Sini, saya bantu.”
“Terserah kamu sajalah.”
Maka berjalanlah mereka berdua menuju kelas Aoi, kelas 2A. Dan jadilah mereka bahan pembicaraan semua siswa Hiragaoka. Seorang siswi yang keren berjalan berdampingan dengan seorang siswa yang imut.

To be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar