Halaman

Rabu, 01 Februari 2012

First story: Countdown to new year!

Title: Countdown to new year!
Author: black_aoi
Genre: friendship, adventure, mystery
Note: fanfic ini disadur dari anime Death Note.



26  Desember 2011
8 am.
Pagi yang begitu dingin. Salju yang turun semalam membuat tempat itu penuh dengan salju, tak terkecuali sebuah rumah bernuansa Inggris kuno, Wammy House. Seorang gadis keluar dari rumah itu.
“Huh, pagi-pagi begini sudah disuruh ke supermarket. Dingin, tau! Dasar Roger!” keluhnya.
Gadis itu pun mempercepat langkahnya menuju supermarket terdekat.
***
9 am.
Gadis itu kembali menuju Wammy House sambil membawa belanjaan yang cukup banyak.
“Tak kusangka supermarket itu tutup, aku jadi harus pergi ke supermarket yag jauh dari sini.”
Tiba-tiba, gadis itu terpelesat dan terjatuh. Barang belanjaannya berhamburan kemana-mana. Dia terjatuh tak jauh dari Wammy House.
“Aduh. Sakit!”
Karena dingin, gadis itu pun segera bangkit dan mengumpulkan barang belanjaannya. Tiba-tiba, matanya menangkap benda asing yang berada di depan pintu Wammy House.
“To: Wammy House,” baca gadis itu. “tak ada nama pengirim, pasti untuk Roger. Aku bawa masuk sajalah.”
Gadis itu pun membuka pintu dan berjalan memasuki rumah itu.
***
Di ruang makan, sekelompok remaja menunggunya.
“Beyond, kau lama sekali. Aku hampir saja mati kelaparan.” Kata seorang remaja yang berpenampilan menarik, namun kelihatan emosional.
“Huh! Harusnya kau lebih bersabar, Mello.”
“Tak kusangka kau akan selama ini. Padahal toko itu hanya beberapa blok dari sini.” kata seorang remaja yang berpenampilan tidak jauh beda dari Mello, hanya saja, dia kelihatan lebih tenang.
“Kau pasti bisa menebak alasannya, Matt. Atau perlu Near yang menjelaskan alasannya padamu.” Jawab Beyond sambil menunjuk ke arah seorang remaja yang tampak kumuh dan tidak terurus.
“Menurutku, toko terdekat tutup karena natal kemarin. Kau pasti pergi ke toko yang lebih jauh.” Kata Near.
“Ya, kau benar. Dan itu semua karena salah kalian.”
“Salah kami? Apa maksudmu? Bukan aku yang membuat toko itu tutup.” bentak Mello
“Tentu saja salah kalian. Kalian yang menghabiskan semua persediaan makanan saat natal kemarin kan? Mengaku sajalah.” Bantah Beyond
“HAH? Apa kau..”
Matt tiba-tiba menarik tangan Mello dan mengajaknya pergi.
“Sudahlah, mello. Biarkan Beyond memasak. Ayo kita pergi, Near saja sudah pergi dari tadi.”
Mello dan Matt berjalan meninggalkan Beyond memasak sendirian.
***
10 am.
Mereka semua makan dengan lahap tanpa ada pertengkaran lagi. Setelah selesai makan, Beyond membersihkan peralatan makanan. Matt menawarkan bantuan, dan mereka berdua mengerjakannya bersama-sama. Mello sedang bermalas-malasan dan Near duduk sambil menyusun dadu.
“Matt, kau lihat Roger? Aku belum melihatnya setelah kembali dari toko.”
“Roger? Tidak. Sewaktu aku ke bawah, Near dan Mello sudah ada di sana.”
“Oh, aku pikir kau melihatnya.”
Mereka berdua melanjutkan kegiatan beres-beres. Setelah selesai, mereka berdua meuju ruang tengah, tempat Near dan Mello berada sebelumnya, tapi tetap dengan aktivitas yang sama. Beyond mendekati Mello dan bertanya,
“Pagi tadi.. kau lihat Roger?”
“Tidak, sewaktu bangun aku hanya mendengar suara orang berlarian, pas aku turun, hanya Near yang ada di sana. Ada apa?”
“Gak ada apa-apa kok. Makasih ya.”
Beyond lalu berjalan mendekati Near dan menanyakan hal yang sama.
“Roger? Aku lihat. Tapi sebelum aku memanggilnya, dia sudah keluar rumah. Kelihatannya dia buru-buru.”
Beyond kecewa mendengar hal itu. Near memperhatikan ekspresi Beyond dalam diam.
***
9 pm.
Di ruang tengah, Beyond menonton TV sendirian. Dia cemas, karena teman-teman dan pengasuhnya belum pulang. Setelah beberapa saat, pintu terbuka. Near masuk, melepas jaketnya, dan duduk bersama Beyond di ruang tengah.
“Kasusmu bagaimana? Sudah selesai?”
“Ya, istrinya pelakunya. Dia membunuh suaminya dan membuatnya seperti bunuh diri. Aku akan istirahat sampai tahun baru nanti. Tak ada hal yang kau kerjakan hari ini?”
“Tidak, besok aku baru sibuk. Aku akan ke LA besok, membantu kepolisian mengejar pelaku pembunuhan berantai.”
“Kapan kau kembali?”
“Mungkin tanggal 28, atau sampai kasus itu selesai. Kau mau minum hot-chocolate?”
“Boleh.”
Beyond meninggalkan Near menuju dapur. Near kembali ke posisinya, duduk sambil menaikkan dan melipat kakinya di atas kursi. Dia memikirkan banyak hal, salah satunya penyebab keresahan Beyond. Bunyi derikan pintu membuyarkan konsentrasi Near. Mello masuk dan melepaskan jaketnya.
“Sialan!” katanya sambil membuang jaketnya. Dia lalu naik ke lantai atas. Matt masuk, menutup pintu, mengambil jaket Mello, dan menggantungnya bersama jaketnya. Dari lantai atas, terdengar bunyi pintu dibanting. Matt hanya diam dan berjalan menuju ruang tengah. Dia duduk di kursi yang tak jauh dari Near. Beyond datang dari dapur sambil membawa 2 gelas hot-choco.
“Ada apa?” tanyanya. Near diam tak menjawab, Matt yang menjawabnya.
“Tidak ada apa-apa. Dia hanya kesal saja. Banyak pihak yang ikut campur. Kau tahu kan dia tidak suka diganggu.”
“Oh, kapan kau kembali?”
“Baru saja. Btw, itu untukku kan?” tanyanya sambil menunjuk hot-choco yang dibawa Beyond.
“Sebenarnya untukku, tapi ambillah.” Memberikan segelas hot-choco kepada Matt dan segelas lagi kepada Near. “Aku akan buat lagi, untukku dan untuknya.” Kata Beyond seraya meninggalkan Matt dan Near yang tengah menikmati hot-choco mereka.
“Aku dengar kasusmu sudah selesai Near.”
“Ya, cepat juga beritanya tersebar. Kau pasti sudah tahu detilnya. Kasus kalian berdua bagaimana?”
“Sudah sampai akhir. Tinggal menambah bukti saja. Besok atau lusa pasti sudah selesai.”
Beyond kembali dari dapur dan menuju ke lantai atas. Beberapa saat kemudian, Beyond turun dan Mello mengikutinya. Mereka berdua bergabung bersama Near dan Matt menikmati hot-choco di malam yang dingin, dengan perasaan yang mengganjal satu sama lain.
***
28 Desember 2011
Winchester Regional Airport, 10 am.
Beyond keluar dari pesawat. Ditariknya kopernya menuju pintu keluar bandara. Bunyi dering telepon genggamnya membuatnya harus menggeledah tasnya dan mengambil benda itu. Diangkatnya telepon itu.
“Ya? Aku sudah di bandara. Aku akan ke tempatmu, ada yang harus kulaporkan. Aku sampai sekitar 30 menit lagi. Ya, sampai jumpa.”
 Dia menutup telpon itu, lalu menekan tuts telepon genggamnya, mengetik sebuah pesan singkat yang ditujukan kepada teman-temannya. Setelah pesan itu terkirim, Beyond segera memanggil taksi dan menuju ke suatu tempat.
***
Kepolisian Winchester, Inggris
11 am.
Beyond turun dari taksi dan memasuki pintu markas kepolisian itu. Ada seorang penyelidik yang sudah menunggunya.
“Kau bilang 30 menit. Sekarang sudah jam 11, B.” Kata wanita muda yang kelihatannya keturunan Jepang-Inggris itu.
“Maafkan aku, Ai. Jalannya penuh salju, supirnya berjalan pelan-pelan tadi. Dimana dia?”
“Di dalam. Laporkan dulu padanya, baru ceritakan padaku.”
“Oke.” Kata Beyond meninggalkan wanita muda itu. Dia memasuki ruang inspektur. Setelah beberapa saat, dia keluar dari ruangan itu.
“Ayo pergi.” Ajaknya.
“Kemana? Kau harus cerita dulu padaku.”
“Aku lapar. Nanti aku ceritakan padamu. Ayo.”
Mereka berdua lalu menuju restoran terdekat.
***
Restoran cepat saji, 11.30 am.
Beyond dan Aizawa makan dengan lahap. Setelah itu, mereka memesan dessert. Beyond menceritakan kasusnya kepada Aizawa.
“Oh, jadi pelakunya ber-code name A. Trus, dia bunuh diri. Tidak ada keterangan lain dari tersangka?”
“Tidak, hanya kode namanya saja, alfabet A.  Sidik jarinya juga tidak terdaftar dalam data komputer kepolisian pusat.”
“Bagaimana dengan korbannya?”
“Korban pertama dan ketiga tidak punya keluarga. Korban kedua sudah direlakan oleh kelurganya. Akhir yang menyedihkan, tapi tentu saja melegakan buatku. Aku jadi punya hari libur buat tahun baru nanti. Apa acaramu tahun baru nanti?”
“Aku janji pada ibuku akan pulang ke Jepang. Dia sudah kangen padaku. Maaf ya, aku tidak bisa menemanimu.”
“Gpp, asal kau akan membawakanku oleh-oleh.”
Aizawa mengangguk sambil memakan dessert yang dipesannya, Beyond menikmati kopinya. Semuanya berjalan lancar, pikir Beyond. Tapi, tanpa dia sadari, dia melupakan sesuatu yang penting.
***
1.30 pm.
Beyond menarik kopernya menuju Wammy House. Teman-temannya pasti sudah menunggunya. Dia tadi menyempatkan diri membeli makanan untuk mereka. Tiba-tiba, dia terjatuh.
“Aduh!” keluhnya. Kini dia mengingat hal yang dilupakannya. Dia lalu bangun dan mencari handphonenya. Ditekannya beberapa digit nomor.
“Ayolah, tersambung.” Harapnya. Namun yang didengarnya hanyalah suara operator yang mengatakan bahwa nomor yang sedang dihubunginya tidak aktif. Beyond lalu menarik kopernya dan bergegas pulang ke rumah.
***
Wammy House, 2 pm.
Beyond sampai di rumah dengan penuh keringat. Dia berlari menuju rumahnya tanpa memerdulikan apapun, padahal kalau dia naik taksi, pasti sudah sampai 15 menit yang lalu. Dia lalu berteriak memanggil teman-temannya.
“Near... Matt.. Mello.. kalian dimana?”
Dia mendengar sebuah jawaban, “Aku diruang tengah.” Dia berlari menuju ruang tengah. Di ruang tengah, Near sedang menyusun puzzle. Dia lalu mendekati Near dan bertanya,
“Selama aku pergi, kau pernah mendengar kabar atau melihat Roger?”
“Tidak, mungkin dia sedang ada urusan. Ada apa?”
“Aku tidak pernah mendengar kabarnya. Dia selalu memberitahuku kalau dia punya urusan, kapan dia kembali, dan bagaimana keadaan kita. Dia juga tidak pernah pergi selama ini. Kau tidak merasa aneh?”
“Hmm... kalau dipikir-pikir, benar juga perkataanmu. Dia pergi dari tanggal 26 kemarin kan? Terakhir kali aku bertemu dengannya juga dia tidak mengatakan apa-apa. Kau sudah mencoba menghubunginya?”
“Sudah, nomornya gak aktif.”
“Kita tunggu sampai Matt dan Mello pulang, baru kita bicarakan hal ini. Kau istirahat saja dulu.” Kata Near sambil melanjutkan permainan puzzlenya. Beyond kembali ke ruang tamu, mengambil kopernya, dan naik ke lantai atas, lalu tidur. Karena kelelahan, dia tertidur sampai pagi. Matt dan Mello yang pulang malam juga langsung tidur tanpa membicarakan apapun. Near juga sudah tidur saat mereka berdua pulang. Malam itu berlalu tanpa ada pembicaraan apapun mengenai keberadaan Roger.
***
29 Desember 2011
8 am.
Beyond terbangun dari tidurnya dengan kaget. Tidak disangkanya dia akan tidur selama itu. Kepergian Roger yang tanpa keterangan membuatnya kelelahan. Dia lalu mandi dan berpakaian. Saat membuka lemari, dia mendapati sebuah kotak yang ditemukannya di depan pintu. Dia lalu mengambil dan membawa kotak itu turun. Dia meletakkan kotak itu di meja makan dan pergi ke dapur untuk memasak sarapan. Setelah semuanya siap, dia bergegas menuju lantai atas dan membangunkan teman-temannya. Saat di tangga, handphonenya berdering.
“Halo?”
“Beyond? Tolong aku!” kata seseorang diseberang. Suara orang itu terdengar memilukan.
“Roger? Kau dimana?” kata Beyond panik.
“Aku akan memberitahu kau lokasinya, aku tak bisa mengatakannya di sini, mereka bisa mendengarnya. Kau harus segera menolongku dan tolong jangan panggil polisi.”
“Mereka siapa?” terdengar bunyi telepon ditutup, “Roger? Halo?”, bagaimana ini? Pikir Beyond. Dering handphonenya menyadarkannya, dibukanya sebuah pesan singkat yang baru saja diterima. Aku akan menolongmu, kata Beyond dalam hati dan bergegas keluar rumah tanpa memberitahu siapapun apa yang terjadi.
***
10 am.
Matt bangun dari tempat tidurnya. Dia lapar. Semalam dia langsung tidur tanpa makan terlebih dahulu. Dia lalu turun ke bawah untuk mencari makanan. Di meja makan, sarapan sudah tersedia dan sebuah kotak tergeletak di sana. “Beyond sudah bangun ya. Hmm.. kotak apa ini?” dibacanya tulisan yang tertera di kotak itu, “To: Wammy House, punya siapa ya? Mungkin punya Beyond. Dimana dia?” katanya pergi sambil membawa kotak itu menuju kamar Beyond. “Beyond? Kau di dalam?” tanyanya. Ia lalu membuka pintu kamar itu dan mendapati bahwa Beyond tidak ada di kamarnya. “Aneh.. biasanya Beyond ada dikamarnya. Mungkin dia sedang keluar. Coba aku telepon.” Ditekannya beberapa digit nomor. “Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif...” “Cih, layanan operator.” Umpatnya. Dia lalu membangunkan Near dan Mello untuk memberitahukan hal itu padanya.
***
10.20 am.
Mello terbangun karena ketukan pintu yang cukup keras. Dia lalu membuka pintu dan dilihatnya sosok Matt yang tumben membangunkannya pagi itu. “Ada apa?” tanyanya dengan setengah mengantuk. “Cuci mukamu dan turun ke bawah, ada yang ingin kukatakan.” Kata Matt meninggalkan Mello yang masih menguap.
Di ruang makan, Mello melihat Matt dan Near sudah ada di sana. Tidak dilihatnya sosok Beyond. “Tumben dia kesiangan,” pikirnya. Dia lalu makan dengan tenang bersama Matt dan Near.
Setelah makan, Matt menceritakan keanehan yang dirasakannya kepada Near dan Mello, tidak adanya Beyond di kamarnya. Near juga menceritakan kepergian Roger yang tanpa keterangan. Mello hanya diam mendengar hal itu. Saat Matt mengeluarkan kotak yang ditemukannya, Mello berbicara setelah diam dari tadi.
“Jadi, petunjuk kita hanya kotak itu?” katanya sambil menunjuk kotak.
“Bisa jadi begitu. Buka kotak itu, Matt.” Kata Near
Matt lalu membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat sebuah benda dan sepucuk surat. Matt membaca surat itu.

Saat membaca surat ini, kemungkinan besar B dan R ada ditanganku. Kalian mungkin tidak percaya, tapi periksa saja. Mereka berdua hilang tanpa jejak, iya kan? Itu semua karena ulahku. Aku benci kalian yang selalu menghancurkan rencanaku. Kalian pasti sudah tahu apa yang akan aku lakukan pada dua sanderaku kan? Kalau kalian ingin menyelamatkan mereka, datanglah ke tempatku. Tapi sebelumnya kalian harus memecahkan kode ini dulu, gslnzh prmwvitzigvm. Kau mungkin akan tahu fungsi lain cermin. Pecahkan dan datanglah segera. Karena kode itu mudah, kuberi kalian waktu 1,5 jam. Kalau kalian terlambat, nyawa orang lain akan melayang. Selamat berjuang.

                                                                                                                                 M7

Tiba-tiba, benda yang berada di dalam kotak menyala dan menghitung mundur 1,5 jam yang akan datang. Mello mengambil benda itu dan membantingnya. “Jangan becanda. Kau tidak bisa main-main padaku.” Teriak Mello. Matt menghampiri benda itu dan memungutnya. Benda itu retak, namun dari layarnya tetap bisa terbaca hitungan mundur waktu itu. “Apa-apaan kau Mello? Berhentilah bertindak emosional. Nyawa Roger dan Beyond ada di tangan kita.” Bentak Matt. Near yang daritadi duduk diam, mengambil surat itu dan memperhatikan dengan seksama. Setelah lama memerhatikan, dia memanggil Matt dan Mello mendekat.
“Kalian berdua.. Apa kalian tidak merasa ada yang janggal dengan surat ini?”
“Apa maksudmu?” tanya Mello.
“Surat ini. Dia menulis inisial Beyond dan Roger, berarti dia tahu tentang organisasi Watari dan L. Menurutmu M7 ini menunjuk kepada siapa?”
“M... Man.. Mystery.. Murder... Murderer-pembunuh. Jangan bilang dia pelaku pembunuhan berantai yang diselidiki Beyond. Bagaimana menurutmu, Mello?” tanya Matt
“Sejauh ini hanya itu yang bisa kuduga. Kau punya ide penyelesaian kode ini?”
“glsnzh prmwvitzigvm... aku akan pergi dulu sebentar. Aku akan mencari data penting.” Kata Near meninggalkan Matt dan Mello keluar rumah. Mello juga pergi ke kamarnya sambil membawa surat itu. Matt sedang mencoba menghubungi Roger dan Beyond. Dia berharap semua itu tidak benar. “Mereka berdua sedang baik-baik saja dan tidak terjadi apa-apa. Ini semua hanya permainan orang gila yang kurang kerjaan.” Katanya sambil memperhatikan benda yang hampir rusak dibanting Mello yang masih menghitung mundur.
***
11.30 am,
00:45:59
Mello masih berbaring dikamarnya. Ditatapnya surat yang sudah dibacanya berulang-ulang. “Kenapa harus ada kata cermin dalam surat ini? Tunggu.. fungsi lain cermin? Memantulkan bayangan, tentu saja. Tapi.. cermin.. Cermin!” katanya sontak. Dia lalu berlari ke bawah, menuju ruang tengah. Matt duduk diam menunggu. Mello duduk didekat Matt dan berkata,
“Aku sudah tahu pemecahannya.” Mello lalu mengambil kertas dan bolpoin. Dia menuliskan sesuatu. “Tempatnya...”   “di Thomas Kindergarten.” Kata Near yang baru saja pulang dari pencarian datanya. “Ya, di Thomas Kindergarten.” Kata Mello sebal. “Kalian tahu dari mana?” tanya Matt. “Gunakan otakmu dan carilah hubungan kode itu dengan cermin, fungsi cermin.” Kata Mello, tetap dengan keadaan sebal.
“Tunggu.. ya.. Thomas Kindergarten. Ayo, kita harus cepat. Anak-anak itu dalam masalah.”
“Tidak usah khawatir, aku baru saja dari sana. Mereka tidak apa-apa. Sebaliknya, aku mendapatkan masalah baru.” Kata Near menunjukkan sebuah kotak yang didapatnya dari TK itu.
“Kotak baru lagi? Permainan apa lagi yang ingin kau mainkan, bangsat?” teriak Mello marah.
“Sudahlah, Mello. Kita masih belum tahu apa mau orang itu. Sini aku buka kotak itu, Near.”
Near lalu memberikan kotak itu pada Matt. Matt membuka kotak itu dan di dalamnya terdapat surat, dengan 2 kotak lagi yang masih tertutup. Matt lalu membaca surat itu.
Bagus-bagus. Kalian berhasil mengetahuinya. Anak-anak itu manis-manis kan? Apa kalian senang? Ini menyenangkan bukan? Karena itu, aku akan melanjutkan permainan ini. Kali ini, aku ingin kalian berdua bekerja sendiri, para penerus L yang agung. Pilih kotak yang kalian inginkan. Ada hal menarik yang akan kalian temukan di dalamnya. Takdir adalah pilihan, pilihlah, maka jalanmu akan terbuka. Selamat berjuang.

                                                                                                                                 M7
“Jadi, kau pilih kotak mana?” tanya Matt pada Mello.
“Aku tidak mau bermain. Semuanya terserah kalian. Aku akan tidur saja.”
“Tapi, Mello...”
Belum selesai Matt berbicara, Mello sudah meninggalkannya naik ke lantai atas. Near mendekati Mello dan mengambil kotak bertuliskan angka romawi I.
“Aku pilih ini. Kalian berdua, selamat berjuang ya! Aku akan pergi lagi. Semua tinggal usahamu menyadarkan Mello.” Kata Near meninggalkan Matt sendirian. Matt yang kebingungan, memilih melakukan suatu usaha, membuka kotak yang tersisa. Di dalamnya, ada sebuah surat lagi. Dibacanya surat itu.
Pilihan yang bagus, anak muda. Nyawa banyak orang dalam bahaya sekarang. Kau harus menemukan tempatku berada sebelum tempat ini hancur berantakan. Aku akan memberi petunjuk. Kau akan berjalan kemana, anak muda? Aku akan memberi saran padamu. Jangan berjalan ke arah tempat tidur bintang, karena itu adalah jalan yang salah. Lebih baik menuju arah sebaliknya. Setelah itu, pergilah ke tempat semua yang bersinar dapat terlihat. Kau akan senang karena banyak orang yang akan bersamamu. Kau lihat dua orang di sana? Mereka adalah keluarga bahagia, hanya saja saat ini mereka sedang bertengkar. Suatu saat mereka akan berkumpul kembali. Itulah kode tempat dan batas waktumu menyelesaikannya. Semuanya ada dalam surat ini. Ingat, kau sudah memilih dan harus mengikuti permainan ini sampai selesai. Ini hanya permainan kata-kata, kelak kau akan menemukan jawabannya sendiri.

                                                                                                                                 M7
“Apa yang harus kulakukan sekarang?”
***
12.00 pm.
Near sampai di tempat yang ditujunya, sebuah rumah tak terurus yang hampir hancur. Near kemudian berjalan memasuki rumah itu. Setelah itu, dia lalu duduk di tempat yang kelihatan seperti sebuah kursi. Dia lalu membuka kotak yang dibawanya dari tadi. Di dalamnya terdapat sebuah surat, dan sebuah gantungan kunci.
Halo anak muda. Kau memilih kotak yang tepat, sebuah kotak pandora. Kau pasti tahu larangan yang dilanggar Pandora, membuka kotak terlarang. Sekarang, kau bernasib sama seperti Pandora. Kau telah membuat orang-orang menderita, tentu saja karena perbuatanmu yang membuka kotak terlarang. Kau harus menolong mereka. Ingin aku membantumu? Boleh saja. Aku akan memberitahukan rencana iblis yang jahat. Dia akan menyerang sebuah tempat yang penuh dengan darah, tempat orang yang tak tahu apa-apa menjadi korbannya. Hati-hati, di tempat putih itu banyak alat-alat berbahaya. Tapi, tak jarang ada yang selamat berkat alat-alat itu. Temukan tempatku dan selamatkan kawanmu. Jika kau sampai di tempat itu, berikan strip itu pada orang bernama !1$!41 3*51(@)%1*. Dia akan membantumu menyelamatkan semua orang di tempat itu.

                                                                                                                                 M7
Near lalu berjalan menuju sebuah kamar di rumah itu. Di kamar itu, dia membuka laci meja yang sudah lapuk. Dia mengeluarkan sebuah kotak dan membukanya. Dia lalu mengambil sesuatu di dalam kotak itu. Selembar foto. Ditatapnya foto itu lekat-lekat.
***
Matt memutuskan untuk memecahkan kode di surat itu sendiri. Dia menulis ulang kata-kata yang ada di dalam surat itu. Dia telah mengelompokkan kata-kata yang menjadi petunjuk penyelesaian kode itu.
Jangan berjalan ke arah tempat tidur bintang, karena itu adalah jalan yang salah.. Tempat tidur? Bintang? Sial! Aku tak punya ide apa itu. Lebih baik menuju arah sebaliknya.. Arah? Berarti tempat tidur bintang itu menandakan arah. Setelah itu, pergilah ke tempat semua yang bersinar dapat terlihat.. Semua yang bersinar? Lampu? Kau akan senang karena banyak orang yang akan bersamamu.. Banyak orang? Dia serius akan menghancurkan tempat itu. Sial! Aku tak bisa berpikir jernih. Kau lihat dua orang di sana? Mereka adalah keluarga bahagia, hanya saja saat ini mereka sedang bertengkar. Suatu saat mereka akan berkumpul kembali. Itulah kode tempat dan batas waktumu menyelesaikannya.. Batas waktu? Aku bahkan tak tahu makna kodenya... Sial sial sial!!!” teriak Matt. Dia lalu berbaring sambil menatap kode itu. Lama kelamaan, matanya terasa berat dan diapun jatuh tertidur.
***
Near berjalan keluar dari kamar itu, sambil membawa foto yang diambilnya dari kamar tadi. Dia lalu berjalan meninggalkan rumah itu. Tak lama berjalan, dilihatnya dua orang anak sedang bermain bersama dengan  gembira. Near lalu berhenti sejenak, memperhatikan kedua anak itu bermain. Saat anak itu telah selesai bermain dan beranjak pulang, Near juga melanjutkan perjalanannya yang terhenti tadi. Mentari sore menyinarinya teduh. “Sudah sore rupanya.” Pikirnya. Dia lalu mengambil handphonenya dari kantong celananya. Dia menekan tuts handphonenya dan menelpon seseorang.
***
5.45 pm
“Halo?” Jawab Matt dengan suara serak. Rasa kantuknya masih membuatnya setengah tersadar.
“Kau sudah temukan arti kode itu? Sekarang sudah hampir jam 6.” Kata Near.
“Apa? Jam 6?” Mello yang kaget kemudian melihat jam. “Sudah jam 6. Gawat! Aku tak mengerti satu katapun dari kode ini..” katanya pada diri sendiri. “Sudah ya Near. Aku akan membangunkan Mello dulu.” Kata Matt menutup teleponnya. Ia lalu pergi mengetuk pintu kamar Mello. “ Mello, bangun.. bangun..” teriaknya. Tak ada jawaban dari dalam kamar. Namun, ada suara teriakan yang berasal dari lantai bawah. “APA MATT? Aku ada disini.” Matt lalu bergegas turun ke bawah dan berlari menuju ruang makan.
Saat sampai di ruang makan, Matt yang terengah-engah melihat Mello yang sedang santai sambil melihat sebuah kertas.
“Kenapa kau tak membangunkanku?”
“Kau tidur pulas sekali. Aku tak ingin mengganggumu. Lagipula, aku menemukan hal yang menarik.”
“Apa?”
“Kode ini.” Kata Mello sambil menunjukkan kertas itu.
“Kau sudah memecahkannya?”
“Ya. Aku mendapat petunjuk saat melihat matahari terbenam. Jadi, kita harus berjalan ke arah Timur. Kita harus pergi ke sebuah tempat untuk melihat bintang.”
“Maksudmu obsevatorium? Tapi di Winchester tak ada tempat seperti itu.”
“Karena itulah kita harus mencari sebuah tempat sebelum tengah malam. Kau mungkin bisa menggunakan komputermu.”
“Baiklah.”
Matt lalu menyalakan komputernya dan mulai browsing.
“Obsevatorium.... Timur... Inggris...” katanya sambil mengetikkan kata-kata itu.
“Tempat yang buka hari ini juga...” kata Mello.
Tak beberapa lama, ia berteriak.
“Mello, aku menemukan satu. Obsevatorium Kingston, Surrey. Baru buka hari ini.” Kembali melihat komputernya.
“Sepertinya tak ada tempat lain selain tempat itu. Kita harus ke sana sekarang kan?”
“Ya. Aku siap-siap dulu. Lebih baik kau pesan tiket sekarang.”
Mello lalu naik ke atas dan bersiap-siap. Matt telah selesai memesan tiket pesawat terbang ke Surrey secara online. Dia lalu mengambil handphonenya dan menelpon Near.
“Kau dimana?”
“Aku di rumah sakit. Mencari orang yang ada dalam kode ini.”
“Kami akan ke Kingston sekarang. Kode kami mengarah ke suatu tempat di kota itu. Semoga kau sukses, Near. Sampai jumpa.”
“Ya, sampai jumpa.”
Matt lalu memasukkan laptopnya ke tas dan keluar memanggil taksi.
***
7 pm.
Near sudah keluar dari Winchester Hospital, rumah sakit terakhir yang dikunjunginya untuk mencari orang bernama Anna Chester. Dia lalu menelpon Mello untuk menanyakan sesuatu.
“Matt?”
“Ini aku, Mello. Matt sedang pergi sebentar. Ada apa?”
“Apa isi kode yang diberikan padamu? Aku tak menemukan orang yang kucari. Petunjuknya kurang.”
“Isinya tentang arah, tempat dan waktu. Kami akan ke Timur dan menuju obsevatorium. Waktunya sampai tengah malam ini.”
“Kalau begitu, aku akan mengunjungi kota di sebelah Barat Winchester. Sampai jumpa lagi.”
Near lalu bergegas menuju Winchester Airport.
***
10 pm.
Near sudah sampai di Wiltshire. Dia kemudian mengambil brosur mengenai tempat-tempat umum di Trowbridge. Dia mencari-cari nama rumah sakit di brosur itu. Dia menemukan sebuah rumah sakit bernama Trowbridge Community Hospital yang berada 48 km dari Bristol Airport. Dia lalu bergegas ke rumah sakit itu sebelum tengah malam.
***
Matt dan Mello sampai di Heathrow Airport. Mereka lalu bergegas menuju kota Kingston.  40 menit kemudian, mereka sampai di kota Kingston. Di Kota Kingston, mereka mencari sebuah obsevatorium yang berada di tengah kota. Mereka bertanya pada seseorang di jalan. Dan orang itu menunjukkan jalan menuju Obsevatorium tersebut.
***
10.30 pm
Near sampai di depan Trowbridge Community Hospital yang berada di Adcroft Street. Dia lalu memasuki rumah sakit itu dan bertanya pada seorang suster jaga mengenai keberadaan Anna Chester. Suster itu memberitahu Near kalau memang ada seorang Suster bernama Anna Chester, namun dia sudah pulang. Suster itu lalu menuliskan alamat rumah Anna Chester.
***
11.00 pm
Matt dan Mello sampai di depan Obsevatorium itu. Namun, Obsevatorium itu sudah tutup. Mereka kemudian berjalan menuju ruang satpam dan memberitahu perihal kedatangan mereka. Satpam itu kemudian memberi mereka sebuah kotak yang menurut pengakuannya diberikan untuk mereka berdua.
***
11.15 pm
Near sampai didepan kediaman Anna Chester. Dia lalu menekan bel pintu dan seorang wanita muda membuka pintu itu. Near lalu menunjukkan strip yang didapatnya dari dalam kotak itu. Wanita muda itu kemudian memberikan kotak baru lagi untuknya. Menurut pengakuan wanita itu, kotak itu ditujukan pada orang yang akan memberikannya sebuah strip istimewa. Near lalu mengambil kotak itu dan berterima kasih pada wanita itu. Near lalu berpamitan dan pergi menuju penginapan terdekat sambil membawa kotak itu.
***
11.30 pm
Matt dan Mello sampai di sebuah hotel yang berada di tengah-tengah kota. Kemudian, Matt memesan kamar untuk dua orang. Mereka berdua lalu berjalan menuju kamar mereka tanpa berbicara apapun. Saat tiba di kamar, mereka berdua langsung tertidur pulas.
***
30 Desember 2011
08.00 am
Near bangun dari tidurnya yang nyenyak. Dia lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah beberapa saat, dia lalu keluar dan berganti baju. Setelah semua selesai, dia lalu keluar mencari makan untuk sarapan.
***
Matt bangun. Dilihatnya Mello masih tertidur nyenyak. Kotak itu masih berada di atas meja. Dia lalu memesan room service dan bergegas mandi. Setelah mandi dan berpakaian, Matt lalu membangunkan Mello dan menyuruhnya mandi. Saat bel kamar berbunyi, Matt lalu membuka pintu kamar dan mempersilahkan pelayan hotel masuk. Setelah memberi tip, Matt lalu menutup pintu dan menyantap sarapan bersama Mello.
***
09.00 am
Near kembali ke kamarnya dengan perut kenyang. Dia lalu mengambil kotak yang didapatnya dari wanita itu. Dia lalu membuka kotak itu dan membaca surat yang ada di dalamnya. Saat mengambil surat itu, ada sebuah gantungan berbentuk timbangan yang jatuh.
Hmm... kau mulai membosankan... Aku pikir kau perlu dihukum karena hal ini.. mungkin, sedikit racun bisa membuat kau semangat. BTS dan laut mungkin bisa membantumu. Aku tunggu kau sampai tengah malam. Sampai ketemu di tempat itu.

                                                                                                                                 M7
Near lalu memutuskan untuk berjalan mengelilingi kota seraya mencari tempat yang ditunjukkan orang itu.
***
Matt dan Mello telah selesai makan. Mereka berdua memutuskan untuk membuka kotak yang ada di Obsevatorium. Meskipun Mello merasa semua ini memuakkan, tapi Matt memutuskan untuk tetap melanjutkan permainan ini sampai selesai. Matt membuka kotak itu dan didalamnya terdapat surat lagi.
Halo lagi.. Aku bosan dengan permainan santai kalian. Aku punya ide lebih baik. Bagaimana kalau kita bermain Hide-and-Seek? Tapi kau yang jaga, dan aku yang sembunyi. Aku sembunyi di sebuah ladang yang penuh dengan gandum.Grup MUSE akan membantumu. Mungkin taruhan kita perlu dinaikkan. Bagaimana dengan nyawa seisi kota? Kau tertarik bukan.. Ayo! Mulai permainannya. Temukan aku sebelum tengah malam.

                                                                                                                                 M7
“Bagaimana, Mello? Kau ada ide?”
“Hmm.. Aku tak tahu. Ayo kita jalan-jalan. Mungkin kita bisa menemukan petunjuk.” Ajak Mello
Mereka berdua pun meninggalkan kamar mereka.
***
12.00 am
Near sudah memasuki beberapa tempat di kota. Tapi, tak satupun tempat itu bisa memberikan petunjuk. Dia lalu memutuskan untuk pergi ke laut, sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh si pengirim surat.
***
Matt dan Mello berpencar mencari sebuah tempat yang mempunyai ladang gandum. Saat bertemu kembali, tak satupun dari mereka menemukan tempat itu. Mereka berdua lalu kembali berjalan. Saat melintasi sebuah toko musik, mereka memutuskan untuk masuk dan mencari petunjuk MUSE, sebuah band.
***
06.00 pm
Near belum berhasil menemukan tempat itu. Mengikuti perintah si pembuat surat tak memberikan bantuan apapun. Tempat yang dicarinya pasti berhubungan dengan timbangan dan laut, serta kata BTS yang tidak jelas. Dia lalu memutuskan untuk pergi ke pengadilan yang mempunyai lambang timbangan.
***
Masuk ke toko musik tidak membuahkan hasil. Matt dan Mello tak mendapatkan petunjuk tambahan. Ditambah lagi, keberadaan ladang penuh gandum tak diketahui. Mereka berdua memutuskan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat sebentar sebelum melanjutkan pencarian.
***
08.00 pm
Near sudah lelah berkeliling mencari tempat itu. Dia lalu memutuskan untuk berbaring sejenak di sebuah bangku yang kosong di sebuah taman. Saat akan memejamkan mata, dia melihat ratusan bintang bersinar di langit malam. “Hmm.. malam yang indah.. dengan bintang yang berkelap-kelip..” Ada sesuatu yang membuatnya sadar dan terbangun dari posisi tidurnya. “Tunggu... Bintang... BINTANG..” dia lalu bergegas menuju sebuah tempat.
***
“Kau tahu, Mello?”
“Apa Matt?”
“MUSE, dieja M-U-S-E.. kau tak aneh dengan hal ini?”
“M-U-S-E... MU-S-E...” berpikir “Ah.. Museum.. Museum tempat kita selanjutnya.”
“Tapi, Museum di kota ini.” Kata Matt
“Pasti ada satu yang berhubungan dengan Ladang Gandum. Ayo!” seru Mello.
Mereka berdua pun kembali keluar hotel dan berkeliling.
***
09.00 pm
Near sudah mendapatkan daftar jalan-jalan yang ada di Trowbrigde. Dia lalu mencari jalan yang berhubungan dengan laut.
“Laut.. laut..” katanya sambil melihat daftar itu, matanya menangkap satu kata yang tak asing baginya. “Sea.. Bythesea Road.. BTS.. Ini jalan yang kucari.”
Dia lalu bergegas menuju jalan itu.
***
Matt dan Mello sudah sampai di alun-alun kota, Kingston Upon Thames. Mereka lalu mengambil selebaran yang ada di tempat itu mengenai kota. Mereka lalu mencari museum dengan ladang gandum. Matt menemukan sebuah museum yang berada di jalan Wheatfield Way. “Ladang gandum berarti Wheatfield. Ayo kita ke tempat itu sekarang. “ ajak Matt. Mereka berdua lalu menuju museum itu.
***
09.30 pm
Near sampai di depan Trowbridge Reference Library. Dia lalu memasuki perpustakaan itu dan bertanya pada pustakawan apakah ada benda yang dititipkan. Pustakawan itu lalu memberikan sebuah kotak yang terbungkus rapi. Near lalu meninggalkan perpustakaan itu dan kembali ke kamarnya di penginapan untuk tidur.
***
Matt dan Mello sudah sampai di Kingston Museum. Karena waktu buka museum sudah tutup, mereka bertanya kepada penjaga museum apakah ada paket yang dititipkan. Penjaga museum itu menjawab ya dan memberikan paket yang diterimanya kepada mereka berdua. Di paket itu, terdapat letter M. Matt dan Mello berterima kasih dan pergi meninggalkan tempat itu menuju kamar mereka.
Saat tiba di kamar, mereka langsung jatuh tertidur, sama seperti malam sebelumnya.
***
31 Desember 2011
07.00 am
Near bangun lebih pagi hari itu. Setelah selesai bersiap-siap, dia lalu membuka kotak yang diberikan pustakawan kemarin. Di dalamnya ada sebuah surat dan selembar foto. Diambilnnya surat itu dan dibacanya.
Aku bosan bermain seperti ini terus. Aku akan mengakhiri semua ini. Taruhannya pastilah hidup sahabat-sahabatmu. Kita akan bertemu ditengah-tengah Inggris. Di sebuah Neb tua yang masih berdetak. Ayo cepat. Jangan sampai kau terlambat. Mungkin dengan melihat hasil jepretanku akan membuatmu bersemangat.

                                                                                                                                 M7
Near lalu mengambil foto itu dan melihatnya. Di foto itu terlihat kondisi Roger yang menyakitkan. Tubuhnya penuh darah. Mau tak mau, Near harus menyelesaikan masalah ini. Namun, rasa lapar menghentikan pekerjaannya untuk sementara waktu.
***
08.00 am
Matt bangun tidur dan pergi membasuh mukanya. Setelah itu, dia lalu membangunkan Mello dan menunggunya sambil membaca koran pagi. Setelah itu, Matt membuka paket itu. Di dalam paket itu, terdapat sebuah surat dan selembar foto. Matt lalu membaca surat itu.
Rupanya kau belum bisa menjadi penerus L. Kau membosankan. Aku pikir permainan ini harus diakhiri. Taruhan terakhir nyawa teman-temanmu. Kita akan bertemu di tengah-tengah Inggris, di sebuah Ned tua yang masih berdetak. Datanglah secepatnya. Untuk menyemangatimu, aku sudah memberikan hadiah khusus.

                                                                                                                                 M7
Mello lalu mengambil foto dari dalam kotak itu. Difoto itu terlihat keadaan Beyond yang sangat mengenaskan. Hal ini membuat Mello marah dan segera mengambil jaketnya keluar kamar. Matt yang penuh kebingungan hanya bisa mengikuti Mello dengan pasrah.
***
09.00 am
Near yang sudah kenyang kembali berjalan menelusuri kota. Festival penyambutan tahun baru membuatnya tertarik. Dia lalu mengikuti festival itu sambil memikirkan makna kode selanjutnya.
***
Matt berhasil membuat Mello tenang dan menyantap makanannya dengan tenang. Setelah itu, mereka berdua kembali mengelilingi kota. Banyak pernak-pernik tahun baru dipasang oleh warga kota itu. Di alun-alun kota, banyak hiasan sudah terpasang menghiasi toko-toko warga yang berada di sekitar tempat itu. Bahkan, pemerintah sudah membuat tempat untuk menghitung detik-detik terakhir pergantian tahun baru. Ada seorang ibu yang mengajak mereka berdua membantunya. Matt dan Mello hanya bisa mengikuti kemauan ibu itu.
***
11.00 am
Matt dan Mello telah selesai membantu ibu itu. Walaupun sedikit lelah, mereka berdua cukup menikmati kegiatan itu. Saat jam utama yang berada di alun-alun berbunyi, Mello menyadari sesuatu.
“Matt, ayo cepat pesan tiket ke London.”
“Untuk apa? Hari ini tak ada jadwal penerbangan.”
“Kita harus segera ke London. Tempat selanjutnya itu Big Ben. Ayo kita ke stasiun kereta api.”
“Oh.. “
Mereka berdua lalu menuju ke stasiun kereta api dengan jalur Kingston-London.
***
12.00 am
Near sedang beristirahat di taman. Mengikuti rombongan festival sungguh melelahkan. Saat dentangan jam berbunyi, Near memikirkan sesuatu.
“Hmm.. jam.. dentang.. BIG BEN!”
Dia lalu bergegas menuju ke stasiun kereta api dengan jalur Trowbridge-London
***
05.00 pm
Matt dan Mello sampai di stasiun London. Mereka lalu bergegas menuju Big Ben yang berada di tengah kota.
***
Near juga telah sampai di stasiun London. Dia juga bergegas menuju Big Ben.
***
06.00 pm
Big Ben penuh dengan warna-warna yang meriah. Perayaan tahun baru membuat Big Ben menjadi lebih terlihat muda. Matt dan Mello sampai di tempat itu. Mereka berdua berusaha mencari tempat untuk memasuki Big Ben. Tak lama kemudian, mereka melihat Near datang.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Mello
“Kodeku mengarah ke tempat ini. Kau sendiri?” kata Near
“Kode kami juga mengarah ke tempat ini.” Jawab Matt. “Kami belum menemukan jalan masuk.“
“Aku tahu. Ayo ikut aku.”
Mereka bertiga pun memasuki Big Ben.
Saat di atas, mereka mencari sebuah kotak. Matt menemukan kotak itu dan membukanya. Hanya sebuah surat yang ada di dalamnya.
Kalian terlalu lambat. Nyawa mereka ada ditanganku. Jika kalian tak kembali sebelum tengah malam, mereka berdua akan mati. Kali ini, aku akan memberitahu tempatku berada. Wammy House. Cukup kan? Larila, dan selamatkan mereka

                                                                                                                                 M7
“Di Wammy House? Jadi untuk apa kita kesini?” umpat Mello
“Sudahlah. Ayo kita segera ke Wammy House.” Kata Near
“Iya.” Kata Matt sambil membawa kotak itu.
Mereka bertiga berlari turun dan segera menaiki taksi menuju stasiun London. Mereka lalu menaiki kereta api jurusan London-Winchester.
***
11.30 pm
Kereta api mereka telah sampai di stasiun Winchester. Mereka lalu menaiki taksi menuju Wammy House. Sialnya, banyaknya orang berkumpul menyambut tahun baru membuat kemacetan panjang. Perjalanan mereka yang semula 15 menit, menjadi 20 menit. Ditambah lagi, taksi itu mogok sehingga mereka harus berlari menuju Wammy House yang berjarak lumayan jauh.
***
11.59.50 pm
Akhirnya mereka sampai di depan Wammy House. Menjelang detik-detik terakhir pergantian tahun, Mello membuka pintu dengan keras dan mereka bertiga segera masuk. Kondisi Wammy House yang gelap menyebabkan mereka tak bisa melihat apapun. Di luar rumah, terdengar teriakan orang-orang yang menghitung detik-detik pergantian tahun.
“5...4...3...2...1...” bunyi kembang api terdengar, “HAPPY NEW YEAR!!”
Mereka bertiga kehabisan waktu. Mereka memikirkan nasib Roger dan Beyond sekarang. Mungkin saja mereka berdua sudah mati. Di saat-saat mereka down, Lampu menyala dan terdengar teriakan.
“SURPRISE!! HAPPY NEW YEAR!!”
Mereka bertiga menengok ke asal suara itu. Mereka melihat L, Watari, Beyond, dan Roger yang baik-baik saja. L meniup terompet, Watari memegang kembang api, Roger menghamburkan kertas-kertas warna-warni dan Beyond yang memegang kue tart.
“Beyond? Roger?” tanya Matt
“L?” tanya Near
“Dan Watari? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Mello bingung.
“Kami berhasil menipu kalian. Ini sebenarnya ide Roger.” Jawab Beyond.
“Lalu, kode-kode itu?” tanya Near.
“Itu buatan L. Sekedar permainan sebelum tahun baru.” Jawab Roger.
“Tapi, kalian berdua terluka kan?” tanya Matt kepada Beyond dan Roger.
“Itu semua berkat bakat meriasku. Seperti asli bukan?” kata Beyond senang.
“Tapi.. M7 itu siapa? Bukannya dia pelaku pembunuh berantai pada kasus Beyond?” tanya Matt lagi.
“Di surat pertama sudah aku katakan fungsi lain cermin. Lagipula, pembunuh kasus Beyond sudah bunuh diri.” Kata L. “Jadi, siapa pelakunya?”
“L dan W” jawab mereka bertiga serempak. Akhirnya, akhir tahun yang tragis diakhiri dengan tahun baru yang menyenangkan.


                                                                       -Fin-




About my self

Hai.. Aku black_aoi, seorang penulis yang aneh. Aku harap kamu akan menyukai karya-karyaku. Maaf hanya bisa memperkenalkan diri sesingkat ini. At least, welcome to my world..