Halaman

Minggu, 27 Mei 2012

Matter of Love [Part 4]

Title : Matter of Love
Author : black_aoi
Main Cast : Nishimura Aoi, Fujimoto Michiyo, Koike Teppei, Ueda Tatsuya
Genre : Romance
Rating : PG-13

Happy Reading!!

Part 4


Michi berjalan menuju kelasnya dengan perasaan yang lebih baik dari kemarin. Meskipun dia tidak bisa melupakan kejadian kemarin, namun mimpinya membuatnya merasa lebih baik. Dia bermimpi melihat Maru-senpai mengelus pipinya dengan lembut dan hal itu membuatnya nyaman. Saat sampai di kelas, dia mencari sosok Tatsuya. Tatsuya belum datang. Syukurlah, sergahnya dalam hati. Dengan begitu, pagi ini dia tidak perlu berurusan dengan orang gila itu. Dia lalu menuju tempat duduknya dan melihat keluar jendela, menunggu sosok sahabatnya datang untuk mendengarkan ceritanya.
***
Aoi berjalan pelan menuju kelasnya. Dia bingung dengan perasaannya hari ini. Dia merasa bersalah pada adik kelas yang dibentaknya kemarin tanpa punya salah apa-apa padanya. Dia juga masih marah pada Tatsuya yang membuat Michi menangis. Bel sekolah menyadarkan lamunannya. Dia lalu bergegas menuju kelasnya.
***

Senin, 14 Mei 2012

Matter of Love [Part 3]


Title : Matter of Love
Author: black_aoi
Main Cast: Nishimura Aoi, Fujimoto Michiyo, Koike Teppei, Ueda Tatsuya.
Genre : Romance
Rating : PG-13

Part 3

Mereka berdua terus berjalan berdampingan sampai mereka tiba di gedung untuk kelas 2.
“Maaf, tapi sepertinya sampai di sini saja kamu membantuku.”
“Eh? Kenapa senpai?”
“Ini di depan gedung kelas 2.”
“tapi kak...”
“Sini kertasnya. Dari sini aku bisa bawa sendiri sampai di kelas.”
Teppei pun menyodorkan kertas tersebut kepada Aoi.
“Terima kasih ya. Sampai jumpa lagi.”
Aoi pun pergi meninggalkan Teppei sendirian di depan gedung kelas 2.
“Yah... padahal aku punya kesempatan untuk dekat dengan Aoi-senpai. Semoga saja dia mengingatku.” Kata Teppei meninggalkan gedung kelas 2 menuju kembali ke kelasnya.
***
Aoi pun segera menuju kelasnya sambil membawa tumpukan kertas dari Takagi-sensei. Banyak siswa yang tengah berbicara sambil memperhatikan dirinya. Aoi sendiri tidak memikirkan semua hal itu. Akhhirnya, dia tiba di depan kelasnya. Dia kemudian masuk dan segera meletakkan kertas tersebut di meja guru. Kemudian, dia mencari sosok sahabatnya. Dia tidak menemukannya. Dia pun bertanya kepada Sakura.
“Sakura, kamu lihat Michi?”
“Sepertinya tadi dia keluar setelah sempat adu mulut dengan Ueda.”
“Eh? Apa yang terjadi?”
“Aku gak terlalu perhatiin mereka tadi. Yang pasti, tadi Michi membentak Ueda dan segera keluar kelas. Ueda juga keluar kelas.”
“ Terima kasih ya, Sakura.”
“Iya.” Kata Sakura yang kemudian melanjutkan pembicaraannya dengan temannya.
Aoi pun segera berlari keluar kelas tanpa memperdulikan panggilan teman-temannya. Tak lama kemudian, bel berbunyi. Aoi pun berlari mencari Michi tanpa memperdulikan panggilan Takagi-sensei yang berpapasan dengannya. Dia tidak lagi memperdulikan ulangan Matematika yang akan diadakan. Mencari Michi adalah prioritas utamanya saat ini. Dia yakin Michi sedang bersama Ueda dan tidak dalam keadaan baik. Dia pun mengambil handphonenya dan menekan nomor telepon Michi. Panggilan itu masuk, namun tidak diangkat. Hal itu membuat Aoi semakin resah akan keadaan Michi.
***
Gudang Belakang...
“Apa maumu?”
“Apa ya? Hmm..”
“Hei, aku tanya sama kamu. Mau apa sih kamu? Hobi banget gangguin aku.”
“Kamu tau aku hobi gangguin kamu kan? Jadi, aku boleh dong lakukan hobi aku.”
“Eh, asal kamu tau ya, aku itu gak suka digangguin sama kamu.”
“Tapi aku suka kok.”
“Siapa yang tanya pendapatmu?”
“Siapa aja kan, pohon, batu, dan benda-benda lain.”
“Dasar gila. Aku tanya sekali lagi, apa maumu?”
“Kamu betul-betul mau tau?”
“Ya iyalah, mana mungkin aku sampai repot-repot ketemu dan bicara dengan orang seperti kamu.”
“Sebenarnya, keperluanku itu..” Kata Tatsuya dengan bergegas maju ke arah Michi. Spontan, Michi mundur.
“Mau apa kamu? Pergi sana.”
“Aku itu...” kata Tatsuya sambil berjalan mendekati Michi. Michi hanya bisa mundur sambil menahan takut. Akhirnya, ia terduduk di lantai dengan Tatsuya yang kini semakin dekat dengannya.
“AKU BILANG PERGI. JANGAN DEKATI AKU.” Kata Michi seraya mendorong Tatsuya menjauh. Namun, dorongannya tidak kuat untuk mendorong Tatsuya. Malah, kini tangannya berada dalam genggaman Tatsuya yang sedang duduk mengikuti dirinya.
Tatsuya kini berada di depan Michi. Michi bisa merasakan desahan nafas Tatsuya yang hangat. Michi hanya bisa tertunduk.
Tatsuya pun memegang dagu Michi dan untuk sesaat mata mereka berdua bertemu.
“Michi, aku..” Kata Tatsuya sambil mencium lembut bibir Michi. Michi menikmati sentuhan dan desahan nafas Tatsuya yang hangat. Tiba-tiba, Michi sadar bahwa pria yang tengah menciumnya saat ini adalah pria yang dibencinya. Michi pun mendorong Tatsuya menjauh darinya.
“APA YANG TELAH KAU LAKUKAN PADAKU?” teriak Michi pada Tatsuya
***
“Aduh Michi, dimana kamu?” kata Aoi dalam hati. Aoi sudah pergi ke sana sini mencari Michi. Mulai dari toilet, ruang perpustakaan, ruang koperasi sampai kantin. Hampir semua tempat di Hiragaoka disinggahinya, berharap Michi berada di salah satu tempat itu. Tapi tetap, hasilnya nihil. Setelah selesai berkeliling di kantin kelas dua, Aoi memutuskan untuk pergi ke kantin kelas satu. Mungkin saja, sosok sahabatnya ada di sana. Tak lupa Aoi mengontak nomor Michi, berharap Michi mengangkat telepon darinya dan mengatakan dirinya baik-baik saja. Sejak tadi, perasaan Aoi aneh. Ada sesuatu yang terjadi pada Michi dan hal itu membuatnya cemas. Ditambah dengan Michi tidak mengangkat telepon darinya dan mendengar kata Sakura bahwa Michi keluar kelas diikuti Tatsuya membuatnya semakin merasa cemas terhadap sahabatnya itu. Saat sedang bingung, terdengar suara seseorang memanggilnya.
“Senpai...”
Karena prioritas utamanya saat ini adalah menemukan Michi, Aoi tidak membalas panggilan tersebut dan tetap saja berlari kebingungan. Setelah lelah berlari, Aoi memutuskan untuk istirahat sejenak sambil mencoba menghubungi nomor Michi lagi. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya.
“Sedang apa di sini?”
Aoi kemudian berbalik dan melihat siapa yang tengah menyapanya. Berharap yang menyapanya adalah sahabatnya. Ternyata sosok itu bukan sahabatnya, melainkan Teppei.
“Oh, kamu... “ kata Aoi datar.
“Senpai, sedang apa disini?”
“Beristirahat.”
“Tadi aku lihat senpai lari-lari. Dari satu tempat ke tempat lain. Sepertinya senpai kebingungan. Apa yang terjadi?”
“Tidak ada apa-apa.”
“Tapi sepertinya senpai kelihatan lelah. Apa sebenarnya yang terjadi?”
“Aku bilang tidak ada yang telah terjadi.”
“Tapi senpai kelihatan pucat....”
“Aku bilang tidak ada yang terjadi dan aku tidak apa-apa” potong Aoi dengan setengah berteriak.
“Kenapa kamu selalu ingin tahu urusanku? Kamu itu tidak punya hak untuk menggangguku.” Lanjut Aoi dengan nada marah. Teppei hanya bisa terdiam. Melihat hal itu, Aoi pun terdiam. Dia pikir, perkataannya pada anak itu terlalu kasar. Ia ingin meminta maaf, tapi dia lebih memilih untuk mendinginkan pikirannya terlebih dahulu. Aoi pun duduk dengan lemas di sebelah Teppei.
Setelah perasaannya sudah tenang, Aoi pun beranjak meninggalkan tempat itu.
“Aku tidak ingin diganggu saat ini. Maaf.” Kata Aoi beranjak pergi meninggalkan Teppei yang tengah diam membisu.
***
Tatsuya pergi begitu saja tanpa berkata apapun. Menjawab teriakan Michi yang sering dilakukannya pun tidak dia lakukan. Akhirnya, Michi sendirian, di gudang belakang. Meratapi dirinya sendiri. Tanpa sadar, sebutir air jatuh membasahi pipinya.
“Apakah sedang hujan? Oh tidak, air ini punyaku. Air mataku.” Kata Michi dalam hati.
“Mengapa aku menangis? Apa karena dia meninggalkanku sendiri? Dengan segala masalah yang dibuatnya padaku tadi? Mengapa dia pergi tanpa berkata apa-apa? Dan Mengapa aku menangisi kepergiannya? Perasaan apa ini? Perasaan yang tengah mengoyak diriku dengan pedih? Oh, Jangan katakan, aku jatuh cinta padanya? Ya, kurasa aku jatuh cinta padanya. Dan kepergiannya tanpa kata kini membuatku sakit.” Kata Michi melanjutkan tangisnya. Bunyi nada panggil di handphonenya membangunkan dirinya dari alam khayalannya. Dilihatnya nama Aoi pada layar handphonenya. Segera diangkatnya panggilan itu.
“Michi, kamu dimana?” kata Aoi tanpa mengucapkan salam
“Aku di gudang belakang.” Kata Michi serak
“Tunggu aku di sana. Aku segera ke sana.” Kata Aoi lalu menutup panggilan itu. Mendengar suara sahabatnya yang serak, pasti sahabatnya itu tengah menangis sekarang. Tanpa membuang waktu, Aoi segera berlari menuju gudang belakang untuk menemui sahabatnya.
***

Sesampainya Aoi di gudang belakang, dilihatnya sahabatnya tengah menangis dalam diam. Tidak biasanya hal itu terjadi pada sahabatnya. Aoi pun berjalan mendekati Michi. Saat di depan Michi, Aoi menanyakan keadaan Michi. Michi segera memeluk sahabatnya dan tangisnya pecah di dalam pelukan sahabatnya.
Setelah Michi terlihat lebih baik dari sebelumnya, Aoi pun bertanya kepada Michi apa yang telah terjadi padanya. Michi hanya mengatakan bahwa dirinya ditengah perdebatan dengan Tatsuya. Namun, karena suatu hal, dirinya menangis. Aoi hanya bisa menerima jawaban itu. Dirinya tahu, Michi belum bisa menceritakan hal yang terjadi. Tetapi, dia tahu bahwa semua ini adalah ulah seorang bajingan, UEDA TATSUYA.
Aoi pun membawa Michi ke ruang kesehatan untuk beristirahat dan dirinya kembali masuk ke kelas. Saat masuk, Takagi-sensei memarahinya panjang lebar. Saat dimarahi, Aoi menyempatkan melihat ke bangku Ueda. “Hmm... bajingan itu tidak ada.” Kata Aoi dalam hati. Setelah Takagi-sensei puas memarahinya, beliau memberikan kertas soal ulangan dan menyuruhnya mengerjakannya sekarang dan harus mengumpulkan bersama siswa-siswa yang lain. Aoi pun mengerjakan soal ulangan itu, namun masih memikirkan kejadian yang menimpa sahabatnya.
***
Seseorang tiba-tiba memasuki ruang kesehatan. Dia melihat seorang gadis yang tengah tertidur pulas. Diusapnya pipi gadis itu dan berkata, “Seandainya kamu tahu kalau aku menyayangimu lebih dari siapapun.”
***
Sepulang sekolah, Aoi mengantar Michi pulang ke rumah karena khawatir dengan keadaannya. Setelah sampai di rumah Michi, Aoi mengantar Michi sampai ke dalam rumah dan berniat pulang.
“Maaf, Ao... Aku belum bisa menceritakan masalah ini padamu.”
“Tidak apa-apa. Ada saatnya kamu akan cerita padaku semuanya. Ya sudah, aku pulang dulu. Jaa..”
“Jaa..”
Di dalam perjalanan pulang, Aoi memikirkan kembali kejadian buruk yang menimpa sahabatnya. Dia pun bertekad akan membuat seorang Ueda Tatsuya minta maaf pada Michi atas perbuatannya, meskipun harus memperlihatkan sisi keras kepalanya yang sudah dikuburnya jauh-jauh.
***
Rumah Haru...
“Te-chan, kamu kenapa?”
“Eh?”
“Kamu murung terus, dari tadi.”
“Oh...”
“Ada apa?”
“Tidak ada apa-apa. Aku hanya merasa kalau Aoi-senpai benci padaku.”
“Eh? Apa maksudmu?”
“Senpai benci padaku. Dia marah padaku, dia membentakku.”
“Kenapa bisa?”
“Sudahlah, aku malas bicara padamu. Ayo kita belajar.”
“Huh... senpai.... bagaimana cara membuat kau suka padaku? Pada lelaki yang kekanak-kanakan sepertiku?” desah Teppei pelan
“Hmm?? Kau bilang apa barusan?”
“Gak ada kok. Ayo belajar!”
***
“Sepertinya aku keterlaluan. Anak itu sampai diam seperti itu. Lebih baik aku minta maaf padanya besok.” Kata Aoi di saat mengerjakan pr tambahan dari Takagi-sensei. ”Tapi, bagaimana dengan Michi ya? Semoga dia baik-baik saja. Dan untuk bajingan itu, semoga dia tidak pernah lagi membuat Michi seperti itu.” “Hmm... tapi mengapa anak itu seperti itu padaku? Dia terlalu ingin tahu urusanku. Anak itu mirip dengan seseorang yang pernah ku kenal tapi... ahh... kok aku mikirin anak itu? Aoi, ayo kerja pr. Gak usah mikirin orang lain.”
***
“Seharusnya aku lebih jujur padanya. Ahhh... kenapa aku harus berbuat seperti itu? Dia malah menangis karena perbuatanku. Dan, sepertinya sainganku adalah kakakku sendiri, Mura-niichan. Michi, seandainya aku bisa jujur padamu, tapi, ikatan keluarga gila ini membuatku bingung. Maafkan aku, Michi. Maaf karena telah membuatmu menangis. Maaf karena telah menghancurkan semuanya.” Kata Tatsuya pelan.
 “Semoga saja dia tahu perasaanku.” lanjut Tatsuya sambil beranjak tidur, dengan memperhatikan cincin yang tengah melingkar di jari manis kirinya.
***
To be continued...

Sabtu, 12 Mei 2012

I Don't Know Why

Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto-sensei
Pairing: NaruHina
Warning: AU, OOC


Tak pernah aku merasakan se-excited ini, tentu saja hal itu kurasakan setelah bertemu denganmu..

Sekolah baru ya, begitu perkataanku setelah mendengar perkataan orang tuaku yang menyuruhku melanjutkan sekolah di kota itu. Mau tidak mau, aku harus mendengarkan perkataan mereka, kalau tidak, pasti aku diceramahi habis-habisan. Ya sudahlah, hidup sendiri juga sepertinya menyenangkan.
***
Suatu pagi di bulan Agustus,
Aku bersiap-siap menuju ke sekolah baru itu. Tumben, pagi ini aku tidak terlambat bangun. mungkin karena aku sudah tidak sabar melihat sekolah baru itu. Setelah semua siap, aku berangkat menuju ke sekolah. Saat sampai di sekolah, terlihat banyak siswa yang sedang melakukan kegiatan ekstrakurikuler. Aku juga akan melakukannya, tapi sekarang yang lebih penting adalah melihat wajah teman-teman baruku, kataku dalam hati. Aku mempercepat langkahku menuju kelas 1.1. Aku pun mengucap salam dengan semangat dan semua siswa di kelas itu menoleh kepadaku dengan tampang aneh. Aku sih biasa saja, karena tak peduli dengan mereka. Aku lalu berjalan menuju bangku belakang sambil memperhatikan wajah teman-teman baruku itu. Ada satu wajah yang juga ternyata sedang memperhatikanku. Wajah seorang siswi dengan mata abu-abu dan rambut hitamnya yang panjang. Saat mata kami bertemu, dia kikuk dan menoleh ke arah jendela. Aku tersenyum melihat hal itu, sungguh anak yang menarik..
***
Tiga bulan kemudian,
Rupanya namanya Hyuuga Hinata, adik sepupu dari salah satu sahabatku. Dia sangat menarik perhatianku. Entah kenapa, setiap aku berbicara padanya, dia selalu ketus menjawabnya, dan sikapnya itu membuatku selalu tertawa kecil. Karena itu, aku jadi ingin selalu menjahilinya. Mungkin aku keterlaluan, tapi kau selalu menarik bagiku, Hina-chan.
Keesokan harinya,
Dia ada rasa padaku? Aku sungguh tak percaya. Karena itulah aku tertawa saat mendengarnya, dan kulihat tampangmu menjadi murung. Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menertawai perasaanmu.
Keesokan harinya lagi,
Aku kasihan padamu, Hina-chan. Aku sungguh tak tahu siapa yang menyebar gosip itu. Aku dengar yang menyebarnya adalah salah satu gadis yang selalu berada didekatku. Mungkin saja dia cemburu, jadi jangan kau ambil hati, Hina-chan. Harusnya kau tahu, hanya kau yang selalu membuatku bersemangat seperti ini.
Saat MID Semester,
Kau kenapa, Hina-chan? Kenapa murung begitu? Dan kenapa tidak ada yang membantumu saat ulangan? Kata Lee, gadis itu yang membuat mereka menjauhimu. Aku ingin sekali membantumu, tapi aku tidak tahu caranya. Maafkan aku.
***
Awal semester baru,
Syukurlah mereka tidak membahas hal itu lagi. Tapi kenapa kau menjauh dariku? Aku rindu caramu berbicara padaku. Apa kau tidak suka lagi padaku? Padahal aku...
Keesokan harinya,
Aku benar-benar tidak percaya apa yang kau katakan, Hina-chan. Ternyata kau masih menyukaiku. Tapi aku tidak tahu harus berkata apa untuk menjawabnya, jadi aku hanya diam saja. Maafkan aku karena meninggalkanmu sendiri, tapi aku benar-benar tidak tahu harus berkata dan melakukan apa..
Keesokan harinya lagi,
Kenapa kau menghindari tatapanku? Apa karena aku belum memberimu jawaban? Tapi aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa, setiap aku berada didekatmu, aku ingin mengatakan sesuatu, tapi kata-kata itu tidak bisa keluar dari mulutku. Setiap aku memanggilmu, kau mengacuhkanku. Apa benar kau menyukaiku?
***
Kenaikan kelas,
Aku bingung, benar-benar bingung. Kenapa kau mau saja melakukan hal itu? Sudah jelas-jelas kalau mereka memanfaatkanmu, dan kau hanya biasa-biasa saja, malah tersenyum kepada mereka. Aku merindukanmu, kenapa kau tak pernah berbicara denganku lagi? Aku rindu menjahilimu, aku rindu semua yang ada pada dirimu. Aku rindu melihat mata abu-abumu yang terlihat begitu kesepian. Aku ingin sekali kau tahu perasaanku juga, tapi bagaimana caranya memberitahumu? Kau tak pernah mau berbicara berdua denganku. Aku juga tak mau mengatakannya lewat telpon. Aku ingin kau mendengarnya langsung suara yang keluar dari mulutku dengan telingamu. Maukah kau?


Jumat, 11 Mei 2012

Secret Base ~Kimi Ga Kureta Mono~


Pertama kali dengar lagu ini, aku langsung tersentuh dengan nada dan liriknya menarik. Lagu ini pertama kali kudengar dibawakan oleh SCANDAL, grup band cewek asal Jepang. Pas nonton anime Ano Hi Mita Hana no Namae o Bokutachi wa Mada Shiranai, jadi teringat lagi sama lagu ini. Ending song yang benar-benar menyentuh, apalagi cocok dengan tema dan ending scene dari anime itu. Memang animenya cenderung biasa dan datar, tapi di episode-episode terakhir bagus banget, sedih, menyentuh, *sampe aku juga nangis!* Aku jadi inget teman-teman yang udah jarang ketemu dan perpisahan yang akan kita lakukan nanti. Jadi gak pengen pisah ma teman-teman *tapi apa daya, banyak yang mau lanjutkan sekolah keluar daerah.. hiks hiks :'(*. Stelah nonton anime itu, aku jadi browsing lagu buat didownload. Usut punya usut, ternyata itu bukan lagu SCANDAL asli. Lagu itu punya grup band yang namanya ZONE, SCANDAL hanya coverin aja.

Pada tanggal 1 Agustus 2011, telah rilis album yang berjudul ZONE Tribute ~Kimi ga Kureta Mono~. Di dalam album itu terdapat tiga track yang berjudul Secret Base ~Kimi ga Kureta Mono~ yang dibawakan oleh tiga band/penyanyi berbeda, yaitu:
·        SCANDAL: secret base ~君がくれたもの~ (secret base ~Kimi ga Kureta Mono~)
·        Kayano Ai, Tomatsu Haruka, & Hayami Saori: secret base ~君がくれたもの~ (secret base ~Kimi ga Kureta Mono~)(10 years after Ver.)
·        ZONE : secret base ~君がくれたもの~ (secret base ~Kimi ga Kureta Mono~)


Tapi, ketiga track itu punya musik yang khas dan ketiganya menarik untuk didengarkan. Pokoknya gak bosan dengar lagu itu!


Lirik lagu Secret Base ~Kimi Ga Kureta Mono~

Kimi to natsu no owari shourai no yume
Ooki na kibou wasurenai
Juunen-go no hachigatsu mata deaeru no wo shinjite

Saikou no omoide wo...
 

Deai wa futto shita shukan kaerimichi no kousaten de
 
Koe wo kakete kureta ne "Issho ni kaerou"
Boku wa terekusasou ni
Kaban de kao wo kakushi-nagara
Hontou wa totemo totemo ureshikatta yo

Aa Hanabi ga yozora kirei ni saite
 
Chotto setsunaku
Aa Kaze ga jikan to tomo ni nagareru
Ureshikutte tanoshikutte
Bouken mo iroiro shita ne
Futari no himitsu no kichi no naka

Kimi to natsu no owari shourai no yume
 
Ooki na kibou wasurenai
Juunen-go no hachigatsu mata deaeru no wo shinjite

Kimi ga saigo made kokoro kara
 
"Arigatou" sakende 'ta koto shitte 'ta yo
Namida wo koraete egao de sayounara
Setsunai yo ne Saikou no omoide wo...
Aa Natsuyasumi mo ato sukoshi de owatchau kara
Aa Taiyou to tsuki nakayoku shite
Kanashikutte samishikute
Kenka mo iroiro shita ne
Futari no himitsu no kichi no naka

Kimi ga saigo made kokoro kara
 
"Arigatou" sakende 'ta koto shitte 'ta yo
Namida wo koraete egao de sayounara
Setsunai yo ne Saikou no omoide wo...

Totsuzen no tenkou de dou shiyou mo naku
 
Tegami kaku yo Denwa mo suru yo
Wasurenaide ne Boku no koto wo
Itsu made mo futari no kichi no naka

Kimi to natsu no owari Zutto hanashite
 
Yuuhi wo mite kara hoshi wo nagame
Kimi no hoho wo nagareta namida wa zutto wasurenai
Kimi ga saigo made ookiku te wo futte kureta koto kitto wasurenai
Da kara kou shite yume no naka de zutto eien ni...

Kimi to natsu no owari shourai no yume
 
Ooki na kibou wasurenai
Juunen-go no hachigatsu mata deaeru no wo shinjite

Kimi ga saigo made kokoro kara
 
"Arigatou" sakende 'ta koto shitte 'ta yo
Namida wo koraete egao de sayounara
Setsunai yo ne Saikou no omoide wo...

Saikou no omoide wo...


Arti lirik Secret Base ~Kimi Ga Kureta Mono~ dalam bahasa Inggris

I'll never forget being with you at the end of summer
with our dreams of the future and big hopes
I believe that ten years later in August,
we'll meet again
such great memories...

We met in a sudden instant at the intersection on the way home
 
and you called out to me, and said "let's go home together"
i was so bashful that i hid my face with my bag
but i was so very, very happy

Ah, the fireworks burst in the night sky so nicely, it kinda hurts
 
ah, the wind flows by with the time

We had so many happy, fun adventures
 
together in our secret base

I'll never forget being with you at the end of summer
 
with our dreams of the future and big hopes
i believe that ten years later in august, we'll meet again
i knew that, until the end, you were shouting
"thank you" from the bottom of your heart
farewell while smiling and holding back tears is so hard
such great memories...

Ah, summer break will end soon
 
ah, i hope the sun and moon make friends

We had so many sad, lonely arguments
 
together in our secret base

I knew that, until the end, you were shouting
 
"thank you" from the bottom of your heart
farewell while smiling and holding back tears is so hard
such great memories...

Nothing can be done about your sudden transfer
 
i'll write, and call
so don't forget me
forever, in our secret base

With you at the end of summer, we talked on and on
 
after the setting sun, we gazed at the stars
i'll never forget the tear that flowed down your cheeks
i won't forget
the way you waved to me until the very end
so let's stay this way in our dreams, forever...

I'll never forget being with you at the end of summer
 
with our dreams of the future and big hopes
i believe that ten years later in august, we'll meet again
i knew that, until the end, you were shouting
"thank you" from the bottom of your heart
farewell while smiling and holding back tears is so hard
such great memories...

Such great memories...


Kamis, 10 Mei 2012

Matter of Love [Part 2]


Title : Matter of Love
Author: black_aoi
Main Cast: Nishimura Aoi, Fujimoto Michiyo, Koike Teppei, Ueda Tatsuya.
Genre : Romance
Rating : PG-13


Part 2

Cowok itu pun memperkenalkan dirinya...

"Hajimemashite. Ueda Tatsuya desu. Yoroshiku onegaishimasu..."

“Ya, Ueda-san, tempat dudukmu di sana ya.” Kata Yu-sensei sambil menunjuk sebuah tempat duduk kosong di sebelah kiri Yui-chan.
“Tapi, sensei. Saya ingin duduk di sana. Kan kosong juga.” Kata Tatsuya sambil menunjuk tempat duduk di sebelah Michi.
“Jangan. Kamu gak boleh duduk di sini.” Sergah Michi.
“Tapi kan lagi kosong. Jadi, aku boleh dong duduk di sana.” Goda Tatsuya.
“Gak boleh. Di sini tempat duduk Kana-chan, kamu gak boleh duduk di sini.“ bantah Michi.
“Kalian berdua, berhenti bertengkar. Ada yang tahu mengapa Nishino-kun absen?” kata Yu-sensei
“Sakit, sensei.” Jawab siswa II A serempak
“Oh.. ya sudah. Ueda-san, duduk di mana pun kamu mau. Kalau kamu mau duduk di tempat Nishino-kun, nanti Nishino-kun saja yang pindah. Saya mau mengajar, sudah ketinggalan jam.”
“Iya sensei. Arigatou gozaimasu.” Kata Tatsuya sambil berjalan menuju tempat Kana-chan yang telah menjadi miliknya sambil menorehkan senyum kemenangan ke arah Michi yang lagi-lagi tengah berkeluh kesah.
***
Saat istirahat, Michi menarik tangan Aoi menuju gudang sekolah yang sudah jarang digunakan. Di sana, Michi meledak! Michi mengeluarkan semua kekesalannya pada Tatsuya yang sudah ditahannya saat pelajaran Yu-sensei tadi.
“Arghh... dasar orang sinting. Gak mau banget liat orang seneng. Gangguin orang terus. Gak ada orang lain yang bisa dia ganggu ya? Dia bikin capek. Bikin emosi. Dasar aneh.....”
“Tenanglah Michi. Orang seperti dia gak usah kamu ambil pikir. Dia pasti cuman mau bikin kamu marah-marah. Kamu gak usah tanggapi apa yang dia perbuat sama kamu. Kamu diemin aja. Tapi, kalau dia masih berulah sampai di luar batas, nanti kita labrak aja dia. Biar tau rasa tu cowok belagu.”
“Iya, aku juga sudah capek marah-marah. Ayo kita ke kantin. Aku lapar habis marah-marah.”
“Oke.”
***
"Te-chan, ke kantin yuk. Lapar nih."
"Malas ah. Pergi sendiri saja."
"Ah... kalau begitu aku gak mau nemenin kamu lagi. Huu..." kata Haru-kun kesal sambil berjalan menuju kantin meninggalkan Teppei.
"Baguslah... Jadi kalau aku mau ketemu Aoi-senpai, aku gak perlu ngajak kamu."
***
Bel pulang telah berbunyi. Aoi dan Michi kembali disibukkan oleh kegiatan klub mereka berdua. Michi segara bergegas menuju klub memanah, sedangkan Aoi ke klub tenis. Sesampainya di sana, terlihat Tatsuya sedang memegang panah dan bersiap menembak. Anak panahnya terlepas dan melesat menuju sasaran dan akhirnya berhenti tepat di tengah-tengah sasaran tersebut. Michi yang melihat hal itu pun takjub. Namun, ia segera menyembunyikan ketakjubannya dan memanggil Tatsuya.
"Hei, sedang apa kamu?"
"Kamu gak lihat ya? Aku kan sedang latihan."
"Tapi kamu bukan anggota klub. Kamu gak berhak memakai peralatan klub."
"Mulai hari ini aku jadi anggota klub. Salam kenal."
"Tunggu dulu. Siapa yang memasukkanmu jadi anggota klub?"
"Itu Aku."
***
 Di Klub Tenis...
Terlihat ketua klub sedang memberikan arahan kepada anggota klub sebelum latihan. Anggota kelas 1 akan bertugas untuk memungut bola-bola tenis, sedangkan anggota kelas dua akan latihan seperti biasanya.
"Aoi, istirahat yuk." kata Mao.
"Sebentar lagi ya. Aku masih mau latihan. Kamu istirahat duluan saja." kata Aoi sambil meneruskan latihannya.
Tanpa disadarinya, ada seseorang yang sedang mengamatinya.
***
"Eh? Ketua."
"Aku memasukkannya karena aku tahu dia berbakat." Kata Mura, ketua klub tenis.
"Darimana ketua tahu dia berbakat."
"Karena dia..."
"Kami satu smp dulu." kata Tatsuya memotong.
"Oh... Ketua, saya permisi dulu. Saya mau ganti pakaian."
"Ya, silahkan."
"Dah, Michi-chan."
Michi pun berjalan menuju ruang ganti klub dengan penuh keheranan.
***
Rumah Te-chan.
"Te-chan, kamu ikut kegiatan klub tenis tadi kan?"
"Tentu saja Haru. Doushita?"
"Bagaimana keadaan Aoi-senpai?"
"Dia pasti baik-baik saja. Dia kan tadi ikut kegiatan klub. Ayo belajar. Kamu datang untuk belajar kan?"
"Iya, iya. Kamu gak bisa diajak main-main ya?"
"Yah... padahal setelah belajar aku mau cerita tentang Aoi-senpai padamu."
"Eh?"
"Aku mau kalau tadi Aoi-senpai itu..."
"Apa?? Ayo cerita. Aku penasaran nih."
"Ya sudah, belajar dulu."
"Sekarang aja. Nanti kalau sudah pasti aku belajar. Ya ya..." kata Haru mendesak.
"Baiklah, kamu ingin tau apa?"
"Mmm.. tadi Aoi-senpai ngapain aja?"
"Latihan dong. Mau ngapain lagi coba?"
"Kamu kok gitu?"
"Ngapain?"
"Ah, sudah. Trus dia ngapain aja?"
"Kan sudah kubilang, latihan."
"Uh, Lebih bagus kamu gak usah cerita lagi. Ayo belajar."
"Hahaha.."
***
Kediaman Tatsuya.
"Kenapa kamu gak bilang kalau kita itu saudara?"
"Aku nggak mau orang lain tau tentang kita. Cukup kita aja."
"Termasuk pada cewek itu?"
"Tentu saja. Ada saatnya semua orang tahu tentang ini. Kita akan menunggu saat itu tiba."
"Terserah kamu sajalah." kata Maru sambil berjalan meninggalkan Tatsuya.
"Ada saatnya kamu tau, Michi. Untuk saat ini, biarkanlah aku menjahilimu." kata Tatsuya pelan.
***
Michi dan Aoi sedang duduk di bengku mereka sambil bercerita mengenai kegiatan klub mereka. Tiba-tiba, Mao memanggil Aoi.
“Aoi!”
“Iya. Doushita?” kata Aoi, berjalan mendekati Mao
“Kamu dipanggil Takagi-sensei.” 
“Eh? Ada apa?”
“Gak tau. Tadi aku cuma disuruh manggil kamu.”
“Di mana dia sekarang?”
“Di ruang guru.”
“Baiklah. Arigatou.” Kata Aoi mengakhiri percakapan.
“Michi, aku ke ruang guru dulu ya. Aku dipanggil Takagi-sensei.”
“Iya. Jaa-ne!”
Aoi pun berjalan menuju ruang guru.
***
“Haru, aku mau ke ruang guru. Mau ikut?”
“Ngapain di ruang guru?”
“Mau kumpul tugas kemarin. Tugasnya Yamaguchi-sensei. Mau ikut?”
“Gak mau ah. Aku kan sudah bilang gak mau nemenin kamu lagi. Pergi sendiri sana.”
“Ya sudah, aku pergi sendiri saja.”
***
Ruang guru.
Aoi sedang menghadap Takagi-sensei. Takagi-sensei menyuruhnya membawa salinan soal untuk ulangan Matematika sebentar. Aoi pun membawa salinan soal tersebut ke kelasnya. Namun, di tengah jalan, lagi-lagi dia menabrak seseorang.
“Aduh, maaf. Aku gak sengaja.” Kata Aoi.
“Maaf, kak. Tapi saya yang salah.” Kata Teppei.
“Eh, kamu lagi. Kamu memang selalu nabrak orang ya?”
“Maaf kak. Kertas-kertasnya jadi berantakan. Saya bantu kak.” Kata Teppei sambil membantu Aoi,
“Hmm.. “
“Ini kak, kertas-kertasnya.”
“Iya, terima kasih”
“Mm.. ano, boleh saya membantu kakak? Sepertinya kertas itu berat.”
“Eh? Gak usah. Kamu kan ada urusan.”
“Gak ada kok, kak. Sini, saya bantu.”
“Terserah kamu sajalah.”
Maka berjalanlah mereka berdua menuju kelas Aoi, kelas 2A. Dan jadilah mereka bahan pembicaraan semua siswa Hiragaoka. Seorang siswi yang keren berjalan berdampingan dengan seorang siswa yang imut.

To be continued...

Rabu, 09 Mei 2012

Matter of Love [Part 1]


Title : Matter of Love
Author: black_aoi
Main Cast: Nishimura Aoi, Fujimoto Michiyo, Koike Teppei, Ueda Tatsuya.
Genre : Romance
Rating : PG-13

Part 1
Kicauan burung di pagi hari membangunkan Aoi dari dekapan sang malam. Aoi pun bangun dari tempat tidur, merenungkan hari apakah ini. Hmm, hari Senin rupanya, hari upacara tahun ajaran baru di Hiragaoka, sekolahnya. Dia membuka lemari dan menatap baju seragam sekolahnya yang baru. Baju yang sangat bagus. Tanpa dia sadari, waktu telah menunjukkan pukul 07.30. Aoi akan terlambat bila terus merenung seperti ini. Akhirnya, ia pun segera bergegas mandi dan bersiap-siap ke sekolah.
***
Hiragaoka, singkatan dari Hirashi Gakuen, sebuah sekolah elit di kawasan Tokyo dengan segala fasilitas yang memadai. Siswa-siswa yang masuk di sekolah ini adalah siswa-siswa dengan beragam kemampuan, mulai dari kecerdasan intelektual sampai siswa-siswa yang tergolong “mampu” dalam bidang keuangan. Tak heran, sekolah ini menjadi sekolah unggulan di antara sekolah-sekolah lain di Tokyo.
               Aoi pun segera berlari memasuki gerbang Hiragaoka sambil berkeluh kesah.
“Huhh... ngapain sih tadi pagi aku menghayal dulu. Jadi, telat kayak gini deh. Harus cepat-cepat.”
Tiba-tiba Aoi menabrak seseorang yang sedang berdiri kebingungan. Lalu, ia pun jatuh tersungkur.
“Aduh, ngapain sih kamu berdiri diam gak jelas gitu. Ngehalangin jalan tau.” Ketus Aoi
“Ma.. af... kak, saya gak sengaja.” Kata anak itu.
“Siswa baru ya?” jawab Aoi
“I... iya kak. Saya kesasar. Saya gak tau dimana aulanya kak.”
“Oh, mau ke aula. Bareng aku aja.”
“Terima kasih kak” kata anak itu.
Mereka berdua pun berjalan menuju ke aula tanpa mengenal satu sama lain.
***
Di tempat lain.
Seorang gadis tengah berlari tergesa-gesa menuju ke sebuah tempat. Namun, tiba-tiba lewat sebuah mobil mewah dengan kecepatan tinggi dan menyambar genangan air di dekat gadis tersebut. Akhirnya, seluruh tubuh gadis tersebut basah oleh genangan air. Pengemudi mobil tersebut pun menghentikan laju mobilnya dan melihat jijik kepada gadis tersebut, lalu pergi meninggalkan gadis tersebut yang tengah berkeluh kesah
***
Setelah mendengar arahan dari kepala sekolah mengenai  tahun ajaran baru dan siswa baru, Aoi berjalan menuju kelasnya. Ditengah jalan terdengar seruan dari beberapa adik kelasnyayang mengatakan, “Kya.. Aoi-senpai... Kakkoi!!” . Mereka mengidolakannya karena sifatnya yang cool dan dia adalah salah satu siswa teladan Hiragaoka. Aoi tidak ambil pusing dari seruan adik kelasnya itu. Saat melewati lapangan sepak bola, ia melihat sosok adik kelas yang dibantunya tadi pagi. Anak itu pun melihatnya dan tersenyum padanya. Aoi tidak mengacuhkannya dan pergi begitu saja. Adik kelas yang melihatnya makin meneriakinya.
 Aoi masuk ke kelasnya dan mencari sosok sahabatnya, Michi yang belum kunjung datang. Padahal, biasanya dia selalu on time, bahkan lebih cepat datang dibandingkan dengan dirinya. Aoi pun menuju ke bangkunya dan duduk sambil mendengarkan musik. Tak lama kemudian, datanglah guru mereka. Akhirnya mereka belajar seperti biasanya.
Satu jam pelajaran telah berlalu. Aoi khawatir terhadap ketidakhadiran sahabatnya. Ia pun memutuskan untuk menelpon sahabatnya secara sembunyi-sembunyi. Namun, tiba-tiba pintu terbuka. Michi datang dalam keadaan basah kuyup. Ia pun segera memasuki kelas. Guru yang mengajar pun memarahi ketidaksopanannya.
“Fujimoto, dari mana saja kamu? Sudah datang terlambat, malah basah-basah lagi. “ tegur Takagi-sensei.
“Maaf, sensei. Saya terlambat karena tadi harus mengurus adik saya. Ibu saya sakit.”
“ Ayo cepat duduk! Kamu sudah terlambat satu jam”
“ Baik, pak.”
Michi pun berjalan menuju tempat duduknya. Disana Aoi terlihat mengkhawatirkan dirinya.
“Michi, apa yang telah terjadi? Kok kamu basah kayak gini?” resah Aoi.
“Oh ini.... Bentar aja aku cerita ya. Aku mau belajar  nih. Udah ketinggalan pelajaran.” Jawab Michi.
“ Baiklah. Tapi, kamu ke UKS saja ya. Soalnya kamu keliahatnnya kedinginan” kata Aoi
“ Gak usah, aku di sini aja. Aku baik-baik saja kok.” Jawab Michi
“Oh.. oke.” Kata Aoi mengalah.
Mereka berdua akhirnya melanjutkan pembelajaran mereka kembali.
***
               Saat istirahat, mereka berdua pergi ke kantin. Di kantin, Michi menjelaskan peristiwa yang dialaminya tadi pagi sambil marah-marah. Aoi pun hanya bisa menahannya agar emosinya tidak meledak di depan semua siswa Hiragaoka. Aoi juga sempat menceritakan tentang penagalamannya tadi pagi.
“ Ya udah. Kamu tenang aja. Pasti dia akan dapat akibatnya.”
“ Hmm... Betul juga. Kamu kok gak kayak biasanya? “
“Biasa gimana maksud kamu?”
“Biasanya kalu aku marah, kamu ikutan marah. Kok hari ini beda?”
“ Mmm... gak kok. Aku hanya lagi gak mau marah. Soalnya tadi pagi udah marah-marah. Sama anak kelas X yang gak ada salahnya. Kan aneh.”
“Eh? Kamu marahin nak kelas X? Kok bisa? Gak takut ya, kamu gak punya penggemar lagi?”
“Ih, apaan sih kamu. Penggemar aku ya gak urus. Mereka ya mereka, aku ya aku. Suka-suka aku dong.”
“Akhirnya kamu balik lagi. Ceritain dong insiden tadi pagi. Yang kamu marahin anak kelas X”
“Ohh.. Tadi pagi aku hampir telat, pas di jalan, tu anak malah berdiri diam. Ya aku tabrak. Trus aku marahin dia. Tapi, karena mukanya kawaii banget, ya aku gak terlalu marahin dia.”
“Eh? Ada anak kelas X yang imut? Yang mana tuh?”
“Makanya, jagan telat datang. Nanti aku tunjukin. Uhh... udah mau masuk, aku kan belum makan. Gara-gara kamu nih.”
“Ya udah. Makannya pas istirahat kedua aja. Aku lagi bawa bento. Nanti makan bareng aja.”
“Asikk..”
Mereka berdua pun berjalan menuju kelas mereka sebelum bel berbunyi lagi.
***
Di tempat lain.
“Te-chan, tadi ngapain kamu liat-liat Aoi-senpai?” tanya Haru-kun, sahabatnya.
“gak kok. Tadi pagi aku ditolong ma dia.” Jawab Te-chan santai.
“Memang kenapa tadi pagi? Kamu ketemu Aoi-senpai kok gak ngajak-ngajak sih?”
“Gak tahu ah.. malas cerita. Aku lagi mikir nih”
“Uhh...” jawab Haru-kun sambil cemberut.
***
Bel sekolah berbunyi panjang. Waktu untuk pulang bagi seluruh siswa Hiragaoka. Namun, ada beberapa siswa yang tetap tinggal di sekolah untuk melanjutkan ekstrakurikulernya. Aoi pun tetap di sekolah untuk kegiatan ekskulnya, klub tenis. Sedangkan Michi yang juga tetap tinggal di sekolah untuk ekskul memilih ekskul memanah. Namun, karena Aoi mempunyai urusan dengan takagi-sensei, ia pun sedikit telambat untuk mengikuti pertemuan klub. Saat hari mulai gelap, urusannya pun telah selesai. Aoi pun bergegas menuju lapangan tenis, walaupun dia tahu dirinya sangat terlambat untuk kegiatan klub.
“Semoga saja masih ada kegiatan” ucap Aoi dalam hati.
 Sesampainya di sana, lapangan tenis telah kosong. Namun, Aoi dikejutkan dengan keberadaan seseorang yang tengah berlatih sendirian. Aoi menyadari sosok itu dari belakang. Anak yang ditolongnya pagi tadi. Aoi pun memanggil anak itu dan bertanya.
“Hei, kegiatan klubnya udah selesai, ya?”
“Iya, kak” jawab Te-chan
“Ya sudahlah, aku pulang aja. Kamu...”
“Teppei kak.”
“Kamu, teppei, kenapa belum pulang? Kegiatannya kan sudah selesai dari tadi.”
“Saya masih mau latihan kak.”
“Oh, ya sudah. Aku mau pulang. Jangan lupa atur kembali semuanya.” Kata Aoi meninggalkan Teppei.
“Baik, kak.”
***
Keesokan harinya, Michi tetap bersekolah dengan kesal mengingat kejadian yang diterpanya kemarin. Ia pun dengan dongkol memasuki kelas tanpa memperdulikan sapaan dari teman-temannya. Sapaan Aoi pun tidak dia jawab. Dia hanya tidur sampai jam kedua berakhir. Aoi sampai bersusah payah menutupinya agar Michi tidak dimarahi guru. Saat jam ketiga, Aoi pun membangunkan Michi.
“Kamu kenapa sih? Datang ke sekolah trus tidur. Sudah dibangunin dari tadi tetap gak mau bangun.”
“Hoahmm... Aku mau tidur.”
“Sudah dong. Udah jam ketiga nih. Jamnya Yu-sensei. Nanti kamu dimarahin loh.”
“Whatever...”
Kemudian, guru bernama Yu-sensei masuk bersama dengan seorang cowok.
“Michi bangun. Ada siswa baru tuh.” Dorong Aoi
Michi pun terbangun dan melihat siswa baru tersebut. Michi kaget. Cowok itu yang mengenainya genangan air.
“KAMU...”
Cowok itu hanya tersenyum. Senyuman yang membuat Michi semakin dongkol... 

to be continued..


NB: Hm, masih ingat sama fic ini? kalau yang pernah baca pasti heran, knapa fic ini bisa sama dengan yang di aoiisblue? wong orang yang buat sama kok.. yap.. fic ini adalah repost dari blogku sebelumnya. menurutku, daripada gak ke isi blog ini, mending aku isi sma fic ini aja. After all, Happy reading, minna!! :)  

Selasa, 08 Mei 2012

Obsession

Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto-sensei
Pairing: NaruHina
Warning: AU

"Selama hidup 16 tahun, aku sudah pernah merasakan semua hal, terutama yang menyakitkan, khususnya saat sma. Disakiti, dibohongi, diacuhkan, dimarahi, digangguin, pokoknya semuanya. Dan semua itu meninggalkan bekas, disini, dihati yang semakin rapuh. Ditambah lagi dengan kehadiranmu yang membuatku tak pernah berhenti berharap tapi selalu merasa sakit. Menambah beban dihatiku yang semakin hancur..."


Suatu senin di bulan Agustus..
“Ma, aku berangkat dulu.”
“Iya sayang, hati-hati dijalan.”
Aku melangkahkan kakiku menuju sekolah, sekolah baru yang akan kumasuki. Aku berjalan sendirian, karena aku tak punya teman yang akan berjalan bersamaku, teman-temanku itu bersekolah di sma yang lain, hanya aku yang bersekolah di sma ini. Aku lalu bergegas memasuki kelasku, yang sudah diberitahukan kemarin. Ternyata siswanya masih sedikit. Aku lalu menuju ke bangku belakang di dekat jendela dan meletakkan tasku disana, juga duduk sambil memperhatikan keluar jendela. Banyak siswa-siswa lain yang sedang melakukan kegiatan ekskulnya, dan pemandangan itu sangat menarik perhatianku. Saat tengah termenung, suaramu yang menyadarkanku. Aku melihatmu memasuki ruang kelas dengan santainya, sambil tersenyum ke arah temanmu yang kau panggil tadi. Aku terus melihatmu, tanpa bisa melepaskan pandanganku darimu. Ada yang membuatku tertarik padamu. Tapi apa itu? Apakah rambutmu yang blonde? Atau matamu yang biru? Atau senyummu yang menawan? Aku tak tahu, tapi yang pasti, aku tahu satu hal, aku tahu kalau kau takkan pernah tertarik pada gadis aneh sepertiku.
***

Tiga bulan kemudian,
Aku sudah tahu siapa namamu. Tapi, kenapa aku tidak pernah bisa tulus berbicara padamu? Selama ini aku selalu ketus padamu, tapi kau tetap berbicara santai padaku, bahkan terkesan menjahiliku. Apa ini artinya kau juga ada rasa padaku? Ah.. mungkin itu hanya harapanku semata, yang terkesan tidak akan terjadi. Karena aku tahu, ada dia yang selalu menemanimu dan sepertinya kau sangat senang berada didekatnya.

Keesokan harinya,
Aku malu.. benar-benar malu.. kenapa aku mau saja ikut permainan bodoh itu? Bahkan dengan bodohnya aku mengakui kalau aku ada rasa padamu, dan kau hanya tertawa mendengarnya. Kenapa aku begitu bodoh? Sial.. aku harus bagaimana? Pasti besok bakal jadi bahan pembicaraan. kalau saja mama tak memarahiku, aku pasti takkan ke sekolah besok. Huft.. aku harus siap-siap malu lagi..

Keesokan harinya lagi,
Tuh kan, aku jadi bahan pembicaraan. Dan penyebar gosip itu adalah dia yang selalu ada didekatmu, bahkan tadi dia melabrakku karena aku suka padamu. Dan hal yang bisa kulakukan hanya diam. Kenapa sih aku menyukaimu? Menyukaimu hanya membuatku repot. Tuhan, tolong bantulah diriku. Jangan biarkan aku begini terus.

Saat MID Semester,
Kenapa mereka semua menjauhiku? Apa salahku? Apa masih karena masalah itu? Dasar.. dia itu menyebalkan sekali. Tega-teganya dia menghasut semua orang untuk mengacuhkanku. Dan ternyata pandanganmu padaku hanya biasa-biasa saja. Tak bisakah kau mengerti apa yang kurasakan ini? Hah.. ternyata berat menyukai orang tenar sepertimu. Orang tenar yang tidak pernah melihat orang pemalu sepertiku.
***

Awal semester baru,
Akhirnya, masalah itu tak pernah dibahas lagi. Aku juga sudah punya teman yang baik dan selalu menolongku. Aku juga sudah mulai bisa melupakan kejadian itu, meski masih menyisakan luka dihatiku. Tapi, satu hal yang aku herankan, kenapa aku belum bisa melupakanmu? Apa karena aku masih suka padamu? Lalu aku mesti bagaimana? Apa aku harus mengaku? Tapi bukannya kau sudah tahu? Teman-temanku bilang kalau aku harus mengaku padamu. Hmmm... baiklah, aku akan mengatakannya besok. Semoga semua sesuai dengan yang aku harapkan..

Keesokan harinya,
Aku sudah berhasil mengatakannya padamu, tapi kenapa kau hanya diam? Aku tidak membutuhkan perasaanmu yang juga menyukaiku. Aku hanya butuh senyumanmu itu, senyuman yang hanya kau berikan untukku, bukan pada semua orang. Tapi kenapa kau tidak memberikannya? Kenapa kau hanya diam dan pergi meninggalkanku? Apa aku salah menyukaimu?

Keesokan harinya lagi,
Aku masih saja selalu mencari sosokmu di kelas, atau dimanapun aku berada. Aku berharap kau selalu ada di tempat aku berada, karena aku selalu merindukan sosokmu itu. Semua cara sudah aku lakukan, tapi kenapa bayangmu masih tetap ada dipikiranku? Tolonglah, berilah aku jawaban. Aku menderita digantung seperti ini. Rasanya menyakitkan.
***
Kenaikan kelas,
Aku benar-benar lelah. Urusan kelas membuatku capek. Aku mengiyakan melakukan hal itu, karena kupikir kau akan melihatku, tapi ternyata tidak. Kau tidak pernah melihatku. Kau tidak pernah tersenyum padaku. Bahkan untuk berbicara padaku sepertinya kau enggan. Aku harus bagaimana lagi? Capek berpura-pura jadi Hinata yang selalu ramah pada semua orang sedangkan kau tak pernah, melihatku, padahal semua itu kulakukan agar kau tertarik padaku. Tuhan, akankah aku terus merana seperti ini? Sudah setahun aku menyukainya, bahkan sudah mulai terobsesi dengannya. Tuhan, tolonglah aku. Kumohon. Aku sudah lelah mengharap, tapi aku tak bisa melupakannya. Rasanya sakit, Tuhan, sakit sekali.

End?