Halaman

Sabtu, 12 Mei 2012

I Don't Know Why

Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto-sensei
Pairing: NaruHina
Warning: AU, OOC


Tak pernah aku merasakan se-excited ini, tentu saja hal itu kurasakan setelah bertemu denganmu..

Sekolah baru ya, begitu perkataanku setelah mendengar perkataan orang tuaku yang menyuruhku melanjutkan sekolah di kota itu. Mau tidak mau, aku harus mendengarkan perkataan mereka, kalau tidak, pasti aku diceramahi habis-habisan. Ya sudahlah, hidup sendiri juga sepertinya menyenangkan.
***
Suatu pagi di bulan Agustus,
Aku bersiap-siap menuju ke sekolah baru itu. Tumben, pagi ini aku tidak terlambat bangun. mungkin karena aku sudah tidak sabar melihat sekolah baru itu. Setelah semua siap, aku berangkat menuju ke sekolah. Saat sampai di sekolah, terlihat banyak siswa yang sedang melakukan kegiatan ekstrakurikuler. Aku juga akan melakukannya, tapi sekarang yang lebih penting adalah melihat wajah teman-teman baruku, kataku dalam hati. Aku mempercepat langkahku menuju kelas 1.1. Aku pun mengucap salam dengan semangat dan semua siswa di kelas itu menoleh kepadaku dengan tampang aneh. Aku sih biasa saja, karena tak peduli dengan mereka. Aku lalu berjalan menuju bangku belakang sambil memperhatikan wajah teman-teman baruku itu. Ada satu wajah yang juga ternyata sedang memperhatikanku. Wajah seorang siswi dengan mata abu-abu dan rambut hitamnya yang panjang. Saat mata kami bertemu, dia kikuk dan menoleh ke arah jendela. Aku tersenyum melihat hal itu, sungguh anak yang menarik..
***
Tiga bulan kemudian,
Rupanya namanya Hyuuga Hinata, adik sepupu dari salah satu sahabatku. Dia sangat menarik perhatianku. Entah kenapa, setiap aku berbicara padanya, dia selalu ketus menjawabnya, dan sikapnya itu membuatku selalu tertawa kecil. Karena itu, aku jadi ingin selalu menjahilinya. Mungkin aku keterlaluan, tapi kau selalu menarik bagiku, Hina-chan.
Keesokan harinya,
Dia ada rasa padaku? Aku sungguh tak percaya. Karena itulah aku tertawa saat mendengarnya, dan kulihat tampangmu menjadi murung. Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menertawai perasaanmu.
Keesokan harinya lagi,
Aku kasihan padamu, Hina-chan. Aku sungguh tak tahu siapa yang menyebar gosip itu. Aku dengar yang menyebarnya adalah salah satu gadis yang selalu berada didekatku. Mungkin saja dia cemburu, jadi jangan kau ambil hati, Hina-chan. Harusnya kau tahu, hanya kau yang selalu membuatku bersemangat seperti ini.
Saat MID Semester,
Kau kenapa, Hina-chan? Kenapa murung begitu? Dan kenapa tidak ada yang membantumu saat ulangan? Kata Lee, gadis itu yang membuat mereka menjauhimu. Aku ingin sekali membantumu, tapi aku tidak tahu caranya. Maafkan aku.
***
Awal semester baru,
Syukurlah mereka tidak membahas hal itu lagi. Tapi kenapa kau menjauh dariku? Aku rindu caramu berbicara padaku. Apa kau tidak suka lagi padaku? Padahal aku...
Keesokan harinya,
Aku benar-benar tidak percaya apa yang kau katakan, Hina-chan. Ternyata kau masih menyukaiku. Tapi aku tidak tahu harus berkata apa untuk menjawabnya, jadi aku hanya diam saja. Maafkan aku karena meninggalkanmu sendiri, tapi aku benar-benar tidak tahu harus berkata dan melakukan apa..
Keesokan harinya lagi,
Kenapa kau menghindari tatapanku? Apa karena aku belum memberimu jawaban? Tapi aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa, setiap aku berada didekatmu, aku ingin mengatakan sesuatu, tapi kata-kata itu tidak bisa keluar dari mulutku. Setiap aku memanggilmu, kau mengacuhkanku. Apa benar kau menyukaiku?
***
Kenaikan kelas,
Aku bingung, benar-benar bingung. Kenapa kau mau saja melakukan hal itu? Sudah jelas-jelas kalau mereka memanfaatkanmu, dan kau hanya biasa-biasa saja, malah tersenyum kepada mereka. Aku merindukanmu, kenapa kau tak pernah berbicara denganku lagi? Aku rindu menjahilimu, aku rindu semua yang ada pada dirimu. Aku rindu melihat mata abu-abumu yang terlihat begitu kesepian. Aku ingin sekali kau tahu perasaanku juga, tapi bagaimana caranya memberitahumu? Kau tak pernah mau berbicara berdua denganku. Aku juga tak mau mengatakannya lewat telpon. Aku ingin kau mendengarnya langsung suara yang keluar dari mulutku dengan telingamu. Maukah kau?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar